Pages

Thursday, January 22, 2015

Diri yang di cinta & damai

Kali ini, aku menulis mengenai mencintai diri dan berdamai. Sedikit cerita karena dulu, pada awalnya, aku tidaklah mencintai diriku dan juga tidak berdamai. Aku dulu selalu merasa tidak berguna sampai-sampai menganggap diri sebagai sampah yang hanya menyulitkan dan merepotkan, tidur tidak teratur bahkan sampai sering bergadang, bermain game online dan game offline sepanjang hari, merasa bodoh karena banyak hal yang tidak dapat dikerjakan, mengganggap untuk apa sih aku ini hidup?wah parah!

Secara perlahan, setelah ditegur oleh Tuhan melalui beberapa orang untuk lebih menghargai diri sendiri, berpikir positif. Maka, akupun berubah! Aku mulai menyadari kemampuanku melalui hasil indeks komulatif prestasi (IPK) terakhir mendapatkan 3 komaan, mengetahui kemampuan potensi yang aku miliki melalui psikotes, menulis, mengerjakan laporan, mengikuti perkuliahan, berbicara, mengikuti perlombaan dan lain sebagainya.

Iya yah! Aku begitu berharga! Aku sungguh mencintai diriku!

Aku mulai berdamai dengan diriku sendiri dengan menerima kalau aku ini berbeda dengan orang lain, menerima emosi yang sedang dirasakan lalu kemudian melakukan altruisme yakni mengungkapkan emosi, menerima kemampuan yang aku miliki sambil terus belajar, bersyukur atas semuanya, menerima bahwa tidak semua keinginan dapat terpenuhi, menerima bahwa tidak semua bisa menjadi teman dan mencoba untuk berkomukasi, menerima keterbatasanku dalam berkomunikasi yang perlu untuk dikembangkan lagi, menerima keterbatasan bahwa kemampuan yang aku miliki dalam menulis yang masih sering mentok bahkan hanya mampu sampai 100 kata saja dan harus terus dicoba lagi dan lagi supaya aku bisa mengikuti lomba blog dan lomba menulis yang bersyarat minimal 500 kata, minimal 1000 kata dan minimal lebih dari itu.


10 comments:

  1. Seperti kata iklan loreal, karena kamu begitu berharga
    Salam kenal mak :)

    ReplyDelete
  2. seringkali kita meremehkan diri sendiri dan salah menilai kemampuan kita. terus semangat mbak :)

    ReplyDelete
  3. game memang bisa membunuh pecandunya y mbak. bersyukur bisa lepas dari game.
    btw, kalo bisanya nulis 100 kata berarti cocok tuh utk nulis flash fiction :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Membunuh si gak soalnya aku masi hidup, membunuh dalam hal apa dulu?
      Hehe
      ya aku bersyukur
      oh gitu
      Makasi

      Delete
  4. Bisa berdamai dengan diri sendiri rasanya emang lega banget kaaan...

    ReplyDelete

Alamat Website

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...