Bu Indra tidak mengerti kenapa putrinya yang sudah 4 tahun susah makan padahal adiknya yang baru 2 tahun makan dengan lahapnya sehingga badannya tampak sehat dan berisi. Ia sudah memaksa supaya anaknya ini mau makan lebih banyak, menakuti dengan akan membawanya ke dokter biar di suntuk, mencoba mengancamnya dengan keras namun yang ada malah anaknya menangis keras sambil berujar "Kalau begitu, Putri tidak mau makan sama sekali! Huuu..Huuu...!". Waduh....
Terus gimana dong mengatasinya?
Gini, kasus sulit makan pada anak umumnya bermula pada kebiasaan makan sendiri diperkenalkan untuk 1xnya apakah dalam suasana yang menyenangkan atau tidak.
Suasana yang tidak menyenangkan misalnya suasana makannya penuh dengan ketegangan misalnya ketika makan anak digendong dan disuapi dengan cara yang memaksa misalnya memasukkan makanan ke mulut sesendok demi sesendok dengan cara yang kurang nyaman, mengisi waktu makan dengan teriakan atau omelan, waktu makan tidak didukung dengan suasana mesra bersama kedua orang tua maka sang anak akan mengaitkannya dengan aktivitas makan yang ini akan berakibat anak akan merasa bahwa aktivitas makan sungguh tidak enak sehingga akan membencinya.
Semakin Bu Indra berceramah panjang lebar mengenai pentingnya makan makanan sehat, ia semakin menutup kupingnya rapat-rapat dan tidak suka makan.
Suasana yang menyenangkan itu yang bagaimana? Menata meja supaya tampak bersih dan rapih, dengan menaruh meja makan dialasi taplak yang bersih, menyusun piring dan sendok secara berderet, menghiasi meja dengan serbet berwarna indah, seluruh keluarga duduk bersama dalam suasana yang gembira dengan wajah yang ceria dan suasana yang sejuk serta kedua orang tua berbicara dengan nada lembut, piring dan sendok disajikan dalam bentuk atau warna khas yang menarik bagi anak, menyediakan tempat yang pas untuk ukuran anak, dan lain-lain.
Setelah melakukan suasana yang menyenangkan ini yang didapat dari petunjuk ahli, Putri terlihat sudah mulai makan bersama dengan kedua orang tuanya meskipun pada mulanya belum banyak namun kedua orang tuanya sepakat tidak terlalu banyak berkomentar mengenai berbagai kekurangan Putri selama ini dan setelah sebulan, Putri sudah mengalami banyak perubahan.
Nafsu makannya meningkat dengan pesat dan yang terpenting kini suasana dalam keluarga semakin hangat sebab tradisi makan bersama yang selama ini terlupakan mulai dilakukan lagi.
Sekian review saya dari salah satu bab yang ada di buku mengatasi problem anak sehari-hari. Buku ini terdiri dari 5 bab yakni problema umum, hubungan dengan orang tua, hubungan dengan saudara kandung, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan sekolah.
Untuk problema umum ada persub yakni mengenai mengompol, mengisap ibu jari, sulit makan, gagap, menggigit kuku, mencoret ruang tamu, jagoan yang penakut, sering melamun, serba ingin tahu, sering mengigau, pemalu, mudah merasa cemas, hiperaktif, menggambar dengan tangan kiri.
Untuk hubungan dengan orang tua ada persub yakni manja, berani melawan orang tua, mulai berdusta, benci pada ayah, asal anak, mudah marah, "Kata-kata mutiara".
Untuk hubungan dengan saudara kandung terdapat pembahasan mengenai problematika karena lahirnya adik baru dan mengganggu adik.
Untuk hubungan dengan orang lain ada pembahasan anak yang mau menang sendiri, suka mencuri dan merusak mainan teman.
Untuk hubungan dengan sekolah yakni malas sekolah, sering membolos dan kurang disiplin.
Buku ini memiliki kelebihan yakni kecil dan praktis, perbab ada sub lagi dimana persub ini ada kasus dan cara pemecahan mengenai problematika anak yang ada dalam kehidupan sehari hari.
Daftar Pustaka :
Psikologi Seri Psikologi Anak 2
Mengatasi problem anak sehari-hari
Dr. Seto Mulyadi
Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, jakarta 1997
Daftar Pustaka :
Psikologi Seri Psikologi Anak 2
Mengatasi problem anak sehari-hari
Dr. Seto Mulyadi
Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, jakarta 1997
Yg serba ingin tahu itu lho, kadang kita susah jwbnya
ReplyDeleteoh gitu
Delete