Yah,
selamat datang di blog saya lagi. Kali ini saya menulis untuk lomba blog lagi,
yang info lombanya bisa dibaca di https://bnpb.go.id/pengumuman-lomba-kreativitas-kebencanaan-tangguh-award-2019.
Saya membacanya
di save image as, kemudian dibuka dengan aplikasi Kurzweil, soalnya itu gambar,
dan pembaca layar NVDA, apalagi pakai JAWS, sudah pasti saya tidak dapat
membacanya dengan pembaca layar itu.
Kali ini,
tema yang saya ambil adalah bencana.
Allah
ta’ala berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ
أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia,
supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum : 41)
Bencana demi
bencana telah terjadi dan mungkin akan terus terjadi bila kita sebagai manusia
melakukan perbuatan kita sendiri. Ya, kita jaga alam, alam jaga kita.
Bagaimana kita
jaga alam?
Kita bisa
menjaga alam dengan
Pertama, tidak
membuang sampah sembarangan baik di kali/sungai/jalan raya. Di jalan raya,
sampah tersebut bisa terbawa air hujan/angin, lalu menyumbat lubang, sehingga
membuat aliran air menjadi menggenang yang mengakibatkan banjir.
Kedua,
membuat bangunan yang tidak banyak dinding, tidak banyak menghabiskan banyak
kayu karena menebang banyak kayu menyebabkan kita tidak ada lagi tempat penampungan
air, dulu yang tadinya hutan sekarang sudah menjadi rumah-rumah.
Ketiga,
membantu orang yang sedang ada masalah dan kesulitan.
Keempat, tidak
melanggar aturan Allah seperti menggunakan kepintaran untuk korupsi, menipu,
mencuri, berpura-pura.
Semakin
besar pelanggaran manusia atas sistem dan syariat Allah ta’ala, semakin besar
pula peristiwa alam yang Allah timpakan kepada mereka. Allah ta’ala menjelaskan
dalam Al-Qur’an :
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا
عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ
خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ
لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya,
maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan
di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara
mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami
tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi
merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-‘Ankabut : 40)
Ketiga dan
keempat ini, entah kenapa tidak banyak yang berpikir, merenung, kenapa ya
bencana tidak ada habisnya dan terus menerus menimpa di negeri ini?
Kelima,
tidak membangun rumah di bantaran kali.
Keenam,
dari luar pulau Jawa, saya rasa tidak perlu setiap lebaran pada datang ke Pulau
Jawa khususnya ke Jakarta. Karena di Jakarta, sulit makin kerja, sehingga,
kalau Anda kesini, hanya akan menjadi pengemis, pemulung yang tidak punya rumah,
tinggal di kolong jembatan, bahkan bisa memungkinkan Anda menjadi pencuri,
teroris, penipu, perampok, pembunuh hanya karena membutuhkan uang untuk hidup. Mending
di tempat asal anda disana.
Kita juga
harus kenali ancamannya, siapkan strategi,
siap untuk selamat. Untuk mengenali
ancamannya, kita harus tahu dahulu macam-macam bencana, rupanya aksi terror juga
termasuk.
Yuk tahu macam-macam bencana dengan membaca di https://bnpb.go.id//penanggulangan-bencana, ada cara strategi dan siap untuk
selamat di https://bnpb.go.id/publikasi/siaga-bencana, lengkap disitu ada buat tsunami,
longsor, dan lain-lainnya, bahkan untuk penyandang disabilitas bisa buka
https://bnpb.go.id/publikasi/siaga-bencana/mitigasi-bencana-bagi-penyandang-disabilitas.html, cuma sayangnya, ketika di download tidak terownload dan tidak ada teks disitu sehingga
saya tidak bisa baca dengan pembaca layar. Saya jadi tidak tahu apa ya isinya. Isinya emangnya
apa?