JUST IN TIME
( Tepat Pada
Waktunya/TPW )
Pandangan
tentang TPW
1.
“
Tepat Pada Waktunya” mewakili sebuah tujuan. Tujuan itu adalah menyingkirkan
secara total inventarisasi, meminimalkan pekerjaan yang sedang dijalankan dan
ini dimonitor oleh pengurangan terus-menerus apa yang disebut modal kerja
(paradoks disini adalah hal itu sebenarnya sama sekali tidak bekerja).
2.
Perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan
TPW mencapai begitu banyak sehingga setiap norma yang mapan dalam hubungan
dengan pekerjaan yang sedang dijalankan, mutu dan kehandalan harus disingkirkan
sebelum gerakan maju ke depan yang sesungguhnya untuk menutup kesenjangan bisa
dilakukan.
3.
TPW hanya salah satu unsur atau tujuan
yang akan merupakan hasil konsep yang bisa mengendalikan sumber daya setiap
orang yang digaji menuju pembuatan perusahaan
yang terbaik dalam bisnisnya. Konsep dibelakang pencapaian ini dikenal
sebagai Company-wide Quality Improvement (CQI)---Peningkatan mutu di seluruh
perusahaan.
4.
Kemajuan besar juga mewakili sebuah
tujuan jangka panjang. Sebagaimana dengan ‘ cacat nol,’ tujuan akhirnya sangat
diinginkan, tetapi itu tujuan yang harus diincar dan tidak dengan harapan akan
dicapai----namun sebaliknya semua norma harus disingkirkan dan peningkatan,
sekecil apapun, akan selalu mungkin terjadi.
Perencanaan
untuk TPW
Merencanakan untuk TPW adalah salah
satu aspek yang tanggung jawabnya tidak bisa diserahkan begitu saja oleh
manajemen atas. Pencapaian yang sukses memerlukan paling banyak perubahan penting dalam hal gaya, arah
dan budaya manajemen. Ini juga memerlukan komitmen dan keterlibatan yang besar
sekali.
Tujuan
besar yang sesungguhnya hanya bisa dicapai kalau TPW berjalan di seluruh
panjang rantai pemasokan. Karena alasan ini, hubungan
pelanggan/pemasok merupakan sifat kunci dalam pencapaian TPW, tetapi itu bukan
satu-satunya. TPW bukanlah sesuatu yang kita lakukan kepada pemasok, itu
sesuatu yang kita lakukan untuk
melibatkan mereka didalam. Tingkat
mutu yang tetap dan dapat diramalkan yang sampai saat ini dipandang mustahil
juga merupakan hal yang fundamental bagi pencapaian TPW.
Konsep
yang berhubungan dengan TPW
1.
TPW adalah tujuan. Untuk mencapai tujuan
itu, diperlukan usaha melakukan evolusi, mengembangkan dan memperpadukan banyak
konsep dan teknik serta mulai mengubah budaya perusahaan.
2.
Konsep ini tercakup di dalam konsep
keseluruhan Peningkatan di seluruh Perusahaan( CQI).
3.
Tujuan CQI adalah menciptakan sebuah
organisasi yang didalamnya setiap karyawan dari puncak ke dasar bekerja untuk
menjadikan organisasi tersebut yang terbaik disatu bidang tertentu.
4.
Salah satu aspek utama CQI yang penting
untuk mencapai TPW adalah proses peningkatan tahunan proses demi proses.
5.
Pada dasarnya ada dua jenis masalah ;
sporadis dan kronis.
Masalah
sporidis adalah yang terjadi dengan spontan, biasanya tidak terduga-duga dan
secara acak. Contohnya, sebuah mesin mogok atau slang robek, tanpa alasan yang
jelas mesin tiba-tiba mulai menghasilkan produk bermutu rendah.
Masalah
kronis tidak bisa segera diidentifikasikan secara individual seperti masalah
sporadis. Contohnya, salah satu masalah yang dihadapi hampir semua organisasi
adalah hasil yang diperoleh dari suatu bahan sumber .
6.
Untuk mencapai TPW jadi perlu ditemukan
cara-cara untuk menangani masalah kronis seperti proyek demi proyek.Ini berari
bahwa semua norma yang sudah mapan harus dipertanyakan.
Perusahaan-perusahaan
yang menggunakan CQI secara terus-menerus
mengembangkan metode yang lebih efektif untuk menjadikan dirinya lebih
mampu bersaing, tetapi tujuannya tidak pernah berubah. Tujuan CQI, diantaranya :
·
Menyingkirkan kemungkinan adanya produk
cacat
·
Mengurangi limbah
·
Menurunkan biaya
·
Membuat lebih sedikit kegagalan lapangan
·
Menyingkirkan penyimpanan stok
·
Meningkatkan pasar dan reputasi
·
Mengalahkan pesaing,dll
Konsep,
perencanaan dan teknik yang terlibat termasuk :
·
Membentuk tim perusahaan puncak
·
Membentuk tim berdasarkan fungsi,
wilayah dan pabrik
·
Tim di dalam dan antardepartemen
·
Kegiatan karyawan langsung dalam
kelompok-kelompok kecil
·
Teknik untuk identifikasi, seleksi dan
pemecahan serta tindkan perbaikan bagi proyek
·
Pemantauan biaya
·
Pemantauan program
·
Fasilitasi dan dukungan
·
Pengembangan sistem, pemeriksaan dan
jangka waktu
PRINSIP
DASAR
Penyerahan
yang tidak bisa diandalkan atau tidak bia diramalkan.
Semakin tidak
bisa diandalkan penyerahan, semakin besar keperluan akan stok. Untuk stok
semacam itu kita telah mengikat modal perusahaan guna menjaga diri kita
terhadap masalah yang seharusnya menjadi beban pemasok, bukan ditanggung dengan
biaya kita. Dua alasan mengapa modal terikat, yaitu :
1.
Secara tidak sadar telah terima sebagi
fakta bahwa tidak ada pemasok yang sempurna, karena kekurangannya, biaya harus
disediakan untuk membangun pertahanan.
2.
Secara naluriah, karena efek konsekuensi
‘kehabisan stok’ bisa menimbulkan bencana, dan tanggung jawab untuk peristiwa
seperti itu biasanya diletakkan pada pejabat bagian pembelian, dialah yang akan
dikritik karena meyimpan stok dalam tingkat yang aman, bukan pemasok yang gagal
memenuhi janjinya.
Dengan demikian
bisa dilihat bahwa dua peristiwa yang sama-sama eksklusif mungkin terjadi :
1.
Biaya stok cadangan yang berlebihan
2.
Biaya efek konsekuensi situasi
‘kehabisan stok’
Stok
Pabrik
Di pabrik sendiri stok cadangan ada
dalam beberapa bentuk. Stok ini biasanya naik-turun tingkatnya terus-menerus,
tidak didokumentasikan karena tidak ada persyaratan yang terlibat, dan lebih
sulit ditaksir dibandingkan dengan stok cadangan yang disimpan dalam gudang
barang masuk atau digudang barang jadi. Secara kolektif, stok ini diberi
penghormatan dengan disebutkan sebagai “pekerjaan yang sedang di jalankan”. Tentu saja,
pekerjaan yg sedang dijalankan selalu merupakan ukuran kunci industri.
Kerusakan
pabrik atau mesin
Kejadian ini
mungkin berada di bawah pengendalian langsung manajer, tetapi banyak yang
tidak. Tanggung jawab ini biasanya dipegang oleh manajer perawatan. Pekerjaan
manajemen yang sesungguhnya adalah menemukan penyebab gangguan sporadis, dan
memberikan obat untuk mencegah hal itu terjadi di masa mendatang. Biasanya ini
memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara variabel proses
dan hasil produk.
TPW
dan Produksi yang Diatur Langkahnya
Cara
‘pendekatan lunak’ berarti memberikan peluang kepada faktor gangguan secara
tidak terduga-duga atau secara acak. Sebagai contoh, seorang operator mungkin
mengalami kesulitan dengan operasi. Ini mungkin berakibat dia tidak bisa
mengikuti langkah produksi, peristiwa ini lewat tanpa tercatat, dan karena
tidak sensasional maka mungkin tidak diingat. Sedangkan cara ‘pendekatan keras’
operasi dilangsungkan dalam urutan secara langsung di jalur perakitan atau ban
berjalan. Operator menghadapi jalur dan produk tidak dipindahkan ke meja atau
bangku yang berhampiran seperti dalam cara pendekatan ‘lunak’. Akan ternyata
cara pendekatan ‘keras; memberikan stres besar terhadap operator. Ini benar kalau ‘kesalahan’ ditimpakan pada
operator yang bersangkutan. Namun dalam TPW, tidak begitu keadaannya. Kesalahan
operator dipilah-pilah menjadi 3 kategori dasar, yaitu :
1.
Kesalahan karena kurang perhatian
2.
Kesalahan teknis
3.
Kesalahan secara sadar
Dengan
berlandaskan ‘kesalahan itu manusiawi’ harus diterima bahwa semua manusia membuat
kesalahan.
Pembuangan
dan Pengerjaan Kembali
Aspek
lain dari pekerjaan yang sedang dijalankan biasanya disebutkan sebagai
‘pengerjaan kembali’. Istilah ini biasanya mengacu pada produk yang mungkin
berada di luar spesifikasi tetapi masih bisa diperbaiki dengan memprosesan
ulang atau perbaikan di luar jalur. Kadang-kadang, kata lain digunakan untuk
membuat pengerjaan kembali tampak terhormat, misalnya ‘pengepasan’. Kebanyakan
perusahaan sangat peka dengan pembuangan. Hampir semua perusahaan menyimpan
statistik untuk memperlihatkan tingkat pembuangan, kecenderungan dan
sebagainya. Anehnya, jauh lebih sedikit organisasi yang mengubah kuantitas ini
menjadi angka biaya, dan bahkan lebih lagi yang memecah-mecahnya menjadi butir
biaya spesifik.
Modifikasi
Produk
Perubahan
produk terdiri dari dua jenis, yang terencana
dan tidak terencana. Perubahan
produk terencana biasanya terjadi dalam daur yang ditetapkan sebelumnya.
Perubahan ini, kalau mengandaikan bahwa ini bisa dijalankan sesuai dengan
rencana, akan punya sedikit pengaruh terhadap tingkat penyimpanan stok dan
inventarisasi pada umumnya. Perubahan yang tidak dijadwalkan akan punya akibat
langsung terhadap tingkat keluaran komponen atau produk yang sudah ada dalam
sistem.
Mutu
dan Penyerahan Pemasok-Efek terhadap Pekerjaan yang sedang dijalankan
Peranan
pemasok sangat penting bagi pencapaian
TPW. Tempat unjuk kerja pemasok mempengaruhi TPW adalah penyimpanan barang.
Supaya bisa melakukan hal ini secara sukses kita harus mengindentifikasi
kelemahan dalam hubungan yang terorganisasi antara pemasaran dan rancangan,
rancangan produksi, keuangan dan sebagainya. Dengan demikian terbukti bahwa
pencapaian TPW tidak sederhana. Banyak sekali pengetahuan dan keahlian yang
diperlukan, dan dimana tempat yang lebih baik untuk memperoleh keahlian itu
selain dalam organisasi sendiri.
Produksi
dorong/tarik
Pada
dasarnya, produksi bisa dipikirkan dalam dua kategori :
1. Memproduksi
karena permintaan (sistem tarik)
2. Memproduksi
untuk memprakirakan permintaan atau membuat untuk stok (sistem dorong)
Kelebihan dan
kekurangan sistem dorong/tarik
Kelebihan
utama sistem dorong adalah kemampuan memprakirakan penjadwalan dan pembebasan
mesin. Sedangkan kekurangan utama dari sistem dorong adalah ketidaktepatan
prakiraan. Sistem tarik memberikan tuntutan kepada mereka yang bertanggung
jawab untuk pemeliharaannya. Tujuan
sistem dorong haruslah menjaga agar kuantitas kelompok pada tingkat yang
serendah mungkin, kelompok kecil barang yang sering menjadi sasarannya.
Faktor-faktor
umum tertentu dari pembahasan ini diantaranya :
1. Dalam
bentuk tertinggi, pabrik TPW tidak punya margin keamanan dalam bentuk stok
pendukung, penyimpanan hidup atau pekerjaan yang sedang dijalankan.
2. Semua
norma yang berhubungan dengan
faktor-faktor keamanan ini terus menerus ditantang
3. Hanya
pekerjaan yang sedang dijalankan yang benar-benar sedang diproses pada satu
saat saja yang tidak ditantang, dan bahkan dalam hal itu pun beberapa operasi
mungkin disingkirkan
4. Pabrik
harus dijaga supaya tetap dalam keadaan jalan yang baik sepanjang waktu
menggunakan rutinitas perawatan terencana
5. Perakitan
dengan ban berjalan ‘keras’ lebih mungkin membuahkan hasil TPW dibandingkan
dengan sistem ‘lunak’ karena sistem ‘keras’ menonjolkan kesalahan secara lebih
dramatis
6. TPW
memerlukan penerapan intensif program keterlibatan pekerja, terutama yang
memperpadukan teknik pemecahan masalah
7. Perancang
produk harus menggunakan rancangan yang memadai dan terbukti menekan sampai
batas minimal risiko modifikasi tidak terduga-duga terhadap produk yang sudah
ada
8. Prinsip
produksi ‘tarik’ lebih mungkin bisa mencapai TPW dibandingkan dengan prinsip
‘dorong’. Walaupun demikian, tidak mungkin sistem ‘tarik’ bisa digunakan secara
eksklusif karena keperluan akan tanggapan cepat dalam beberapa kasus.
9. TPW
tidak tergantung pada pemakaian komputer. Kalau memang ada pengaruhnya hal itu
mengurangi keperluan terutama kalau prinsip ‘tarik’ diterapkan
10. Mereka
yang berusaha melaksanakan konsep yang berhubungan dengan TPW harus diberi tahu
agar meraih sukses dalam organisasinya sendiri lebih dulu sebelum mencoba
membenahi rumah pemasoknya
11. TPW
tidak bisa dicapai dalam sekejap mata. Itu adalah tujuan jangka panjang. Ini
melibatkan semua personel dari semua tingkat dalam proses berkesinambungan
tahun demi tahun. Persoalan yang sesungguhnya adalah bilamana, dimana dan
bagaimana harus memulai.
PROSES PENINGKATAN
1.
TPW tidak dapat dicapai
tanpa motivasi yang semestinya. Motivasi harus dipikirkan dalam tiga kategori
yaitu :
·
Motivasi untuk kontrol
·
Motivasi untuk peningkatan
·
Motivasi untuk
keterlibatan
2.
Masalah bisa dibagi
menjadi dua kategori, masalah ‘kronis’ dam ‘sporadis’. Terutama masalah
‘kronis’ yang memberikan kesempatan besar untuk peningkatan TPW
3.
Ada urutan peristiwa
universal sebagai landasan untuk membuat semua peningkatan dan ini sama-sama
bisa diterapkan pada masalah kronis maupun masalah sporadis
4.
Urutan universal
melibatkan dua perjalanan. Perjalanan dari gejala ke penyebab, dan perjalanan
dari penyebab ke obat
5.
Perjalanan pengobatan
baru lengkap setelah sarana untuk mempertahankan keuntungan peningkatan
ditetapkan.
6.
Contoh kasus
menunjukkan bahwa peningkatan dramatis terhadap produktivitas, mutu dan
pengurangan inventarisasi bisa dicapai melalui cara pendekatan proyek-demi
proyek.
7.
Proses peningkatan yang
diuraikan dalam bab ini mutlak bersifat fundamental bagi pencapaian TPW. Ini
dapat diterapkan pada semua tahap dalam daur kehidupan produk, misalnya :
·
Rancangan
·
Pemabrikan
·
Pengepakan
·
Distribusi
·
Dukungan purnajual
·
Mutu pemasok
·
Administrasi
8.
Proses menuju TPW bisa
dilakukan lewat MRPII , peninjauan urusan
rumah tangga dan kontrol biaya, namun masalah yang mewabah tidak bisa
dipecahkan tanpa penerapan proses peningkatan. Tanpa hal itu, masalah kronis,
stok cadangan, pekerjaan yang sedang dijalankan dan sebagainya akan tetap ada.
ASPEK RANCANGAN
1.
Rancangan kerap kali
merupakan sumber utama kesempatan yang berhubungan dengan TPW dan ini bisa
berasal dari rancangan konseptual, rancangan fungsional dan rancangan proses.
Rancangan mencakup segala-galanya termasuk sarana pendukung produk purnajual.
2.
Rancangan bisa
bertanggung jawab untuk sampai sebanyak 80 persen dari semua kegagalan.
3.
Spesifikasi yang
samar-samar atau tidak memadai bisa menjadi sumber kegagalan. Spesifikasi ini
mencakup :
·
Spesifikasi pelanggan
atau performa
·
Spesifikasi rancangan
·
Spesifikasi pemabrikan
·
Spesifikasi penjualan
4.
Proses peninjauan
rancangan adalah cara paling efektif
untuk mengurangi kemungkinan masalah yang berhubungan dengan rancangan
5.
Peninjauan rancangan
harus dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari personel dalam maupun luar fungsi
rancangan, dant terutama mereka yang akan terlibat dalam memenuhi persyaratan
rancangan
6.
Kehandalan adalah aspek
mutu kehidupan dan harus ‘dirancang di dalam’ produk
7.
Pentingnya pembuatan
prakiraan dan pengujian kehandalan kerap kali sangat diremehkan oleh industri.
Ini mengherankan karena kehandalan produk perusahaan itulah yang memberi mereka
reputasi jangka panjang.
8.
Kegagalan kehandalan
bisa terjadi pada tiga tahap yang berbeda dalam daur kehidupan produk :
·
Kerusakan
·
Kehidupan kerja yang
normal
·
Keausan
Þ
Kegagalan karena
kerusakan bisa dikurangi melalui teknik pemabrikan yang lebih baik, dan
pengujian produk.
Þ
Kegagalan karena
keausan bisa ditangkal melalui rutinitas perawatan yang dirancang dengan baik
dan kemungkinan produk bisa dipelihara secara teratur melalui rancangan produk
yang baik
Þ
Kehandalan dalam masa
kehidupan kerja yang normal merupakan sifat dalam mutu rancangan.
9.
Penaksiran dan
prakiraan kehandalan bisa dilakukan pada setiap tahap dalam proses pembuatan
rancangan.
10.
Faktor-faktor
kehandalan kerap kali berkurang karena tekanan untuk mendatangkan produk baru
ke pasar. Biaya strategi seperti itu akan sering lebih besar daripada
keuntungan setelah modifikasi defensif selanjutnya diperhitungkan; terutama
setelah kegagalan yang tidak direlakan mengakibatkan kehilangan reputasi dan
dengan demikian juga kehilangan pangsa pasar
11. Pengujian
kehandalan memerlukan keahlian dalam penerapan teknik berdasarkan statistik
ASPEK PEMABRIKAN
1.
TPW mensyaratkan
tingkat cacat diukur dalam bagian per sejuta. Cacat dalam bagian per sejuta
tidak dapat dicapai hanya melalui penerapan metode tradisional, seperti
pengambilan contoh dan inspeksi kelompok produk. Ini memerlukan penerapan
intensif ilmu dan disiplin mutu.
2.
Rancangan dan
pemabrikan tidak bisa dipisahkan karena pemabrikan hanya salah satu aspek
fungsi rancangan. Dalam pemikiran TPW, rancangan produk juga mencakup rancangan
proses dan proses berarti segala-galanya mulai dari rancangan konseptual sampai
kedukungan pemakai.
3.
Konsep perencanaan dan
penjadwalan berdasarkan prakiraan terbatas dalam kemungkinan penerapannya pada
pencapaian TPW. Usaha yang utama haruslah menaikkan tingkat tanggapan sistem
terhadap perubahan tiba-tiba dalam permintaan. Ini menyingkirkan keperluan akan
prakiraan penjualan jangka panjang, serta penyimpanan stok barang setengah jadi
atau barang jadi.
4.
Masalah yang
berhubungan dengan mutu dan dengan demikian juga berhubungan dengan TPW sering
timbul dari keperluan bagi manajer lini
untuk memenuhi tujuan yang saring berlawanan secara simultan. Tanggung jawab
bagi mutu harus lebih jelas
diidentifikasi dengan manajer lini.
5.
Rencana insentif dan
pembayaran berdasarkan hasil pada umumnya menyebabkan hasil bermutu rendah
kalau dibandingkan dengan apa yang dicapai oleh angkatan kerja yang dimotivasi
dengan baik dengan menggunakan metode pembayaran tetap.
6.
Program Lingkaran Mutu
terbukti merupakan cara yang paling efektif untuk mencapai kerjasama semua
karyawan dalam kegiatan peningkatan, sementara pada saat yang bersamaan
menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.
7.
Inspeksi oleh pemeriksa
manusia tidak bisa menghasilkan pencapaian tingkat mutu yang diperlukan.
Satu-satunya sarana untuk mencapai hal ini adalah dengan metode inspeksi bukan
manusia atau lebih baik lagi melalui penyingkiran penyebab dengan proyek
peningkatan.
8.
Studi kemampuan Proses
sangat penting bagi penyingkiran cacat yang berhubungan dengan proses, bagi
peningkatan rancangan proses, evaluasi pemasok dan rancangan produk. Barat
harus memberikan apresiasi sampai batas ketika aspek-aspek ini membentuk bagian
TPW di perusahaan-perusahaan Jepang.
9.
Studi Kemampuan Proses
adalah prasyarat penting bagi kontrol proses, dan kontrol proses memberikan
informasi esensial untuk pemilihan proyek peningkatan proses baik bagi tim
proyek manajemen maupun tim-tim yang melibatkan angkatan kerja seperti
Lingkaran Mutu.
10.
Di Barat, pemabrikan
berusaha mengendalikan mutu pemasok melalui :
·
Penggunaan banyak
sumber, kontrak jangka pendek
·
Persyaratan kontrak
yang bermusuhan
·
Penerapan rencana pihak
ketiga
11.
Di Jepang pemabrikan
mencapai mutu tinggi yang konsisten dari pemasok melalui :
·
Penggunaan sumber
tunggal, kontrak jangka panjang
·
Hubungan kontrak
kerjasama
·
Penggunaan kemampuan
proses sebagai sarana untuk memastikan mutu persediaan
12. Di
Jepang pemasok didorong untuk punya lokasi di dekat tempat pelanggan. Ini mulai
terjadi di Barat sebagai hasil upah oleh Ford Motor Company, General Motors dll
untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan Jepang.
MELIBATKAN ANGKATAN
KERJA
1.
TPW tergantung pada
keterlibatan dan peran serta dan memerlukan dorongan yang terpusat dan
berkesinambungan pada semua tingkat menuju usaha membuat perusahaan menjadi
lebih sukses daripada sebelumnya.
2.
Keterlibatan ini harus
diorganisasi dan dikoordinasikan, dan biasanya mengahsilkan terbentuknya
tim-tim proyek.
3.
Tim-tim proyek termasuk
:
·
Tim manajer
·
Tim spesialis
·
Tim karyawan langsung
4.
Konsep ‘tidak
mempersalahkan’ dan tiga peranan sebagai pemasok, pemroses dan pelanggan
membentuk landasan identifikasi proyek
5.
Simpul tertutup kontrol
manajemen memungkinkan perencanaan mutu dan tindakan diikuti dengan peninjauan,
pemeriksaan dan permainan kembali, secara sistematis dan melalui proses tim
proyek
6.
Analisis tim proyek
memungkinkan penyebab masalah TPW ditonjolkan dan dianalisis pada tingkat makro
MOTIVASI
1.
Motivasi untuk TPW
adalah persoalan yan luas dan rumit. Faktor tunggal terbesar dan paling penting
yang akan membedakan perusahaan yang telah sukses dalam menerapkan TPW dengan
yang belum mungkin terbukti adalah motivasi. Perusahaan yang bisa memotivasi
semua sumber operasinya akan jauh lebih sukses daripada yang tidak bisa, tanpa
mempedulikan penerapan tekniknya
2.
Rahasianya terletak
pada kemampuan mendapatkan efek Gestalt ketika setiap orang dari puncak kebawah
bekerja secara kolektif untuk menjadikan perusahaan ‘ mereka’ paling baik dalam
bisnis;memanfaatkan kebanggaan yang berasal dari kenyataan menjadi anggota tim
pemenang;selalu berusaha berbuat lebih baik; dan mencapai tujuan yang jauh
lebih menantang
3.
Dalam perusahaan TPW
sejati, tidak ada apapun yang akan dianggap mustahil. Semua masalah harus
dipandang sebagai kesempatan
4.
Hal ini juga berlaku
bagi organisasi lainnya. Kalau mereka bisa lestari sekarang, tanpa TPW dan
dengan semua masalah yang bisa diidentifikasi dengan mudah, bayangkan saja
potensi mereka setelah masalah diatasi. Tetapi
diperlukan motifasi untuk melakukan hal itu. TPW menyenangkan. Kegagalan tidak.
Kita harus menghasilkan pemenang.
PERENCANAAN KEDEPAN
1.
Pra-Perencanaan sangat
penting kalau ingin mencapai TPW secara efektif
2.
TPW melibatkan banyak
disiplin dan pembacaan yang luas harus dilakukan dengan bantuan rekomendasi
yang dimasukkan dalam teks ini.
3.
Sebuah tim peneliti
harus dibentuk untuk mengevaluasi semua kebutuhan
4.
Kegiatan tim peneliti
harus termasuk kunjungan ke perusahaan-perusahaan, diskusi dengan konsultan,
dan kalau mungkin mengunjungi Jepang maupun Amerika Sertikat
5.
Dewan Mutu yang
terbentuk dari pada manajer atas terbukti merupakan mekanisme yang efektif
untuk mengkoordinasikan dan mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan TPW
6.
Perencanaan untuk TPW
harus mencakup analisis tentang semua batas fungsional di seluruh perusahaan.
7.
Petunjuk mutu merupakan
sarana yang sangat efektif untuk menguraikan semua aspek sistematis yang
berhubungandengan mutu.
8.
Pembuatan rencana mutu
memungkinkan proses bisa dirumuskan dan di definisikan. Teknik diagram aliran
merupakan sarana yang efektif untuk menghasilkan rencana seperti itu.
9.
Perencanan TPW juga
harus mencakup mutu dokumentasi
ORGANISASI
TIM
|
KEANGGOTAAN
|
TANGGUNG
JAWAB
|
Tim Strategi Perusahaan
|
Pimpinan Dewan Utama Direktur
Regional
|
Kebijaksanaan dan tujuan
keseluruhan
Mengidentifikasi proyek kunci
Membentuk tim proyek
Menangani proyek utama
Menyaring nominasi dari tingkat
lebih rendah
Mengendalikan program sebagai
keseluruhan
Mengalokasikan sumber daya
untuk peningkatan sistem seta kontrol pemasok
Memriksa dan meninjau program
sumber daya
|
Tim Strategi Regional
|
Direktur Regional
Jendral Manajer Pabrik atau
Lokasi
|
Kebijaksanaan regional
Tujuan regional
Mengindentifikasi tim proyek
regional kunci
Menangani proyek utama
Mengendalikan nominasi dari
tingkat lebih rendah
Mengendalikan program regional
Selalu berhubungan dengan tim
regional lainnya
Memeriksa dan meninjau
|
Tim Strategi Pabrik/Lokasi
|
Manajer Pabrik atau Umum
Tujuan tingkat pabrik
|
Kebijaksanaan tingkat pabrik
Kepala fungsi, spesialis kunci
Mengindentifikasi proyek kunci
Membentuk tim proyek
Menangani proyek utama
Menyaring nominasi dari tingkat
lebih rendah
Mengendalikan program pabrik
Selalu berhubungan dengan tim
pabrik lainnya
Memeriksa dan meninjau
|
KESIMPULAN
Tidak
ada satu pun diantara semuanya yang sederhana, dan tidak ada yang berdiri
sendiri. Kekuatan yang sesungguhnya terletak pada penafsiran total, yang salah
satu hasilnya adalah TPW melalui penerapan positif konsep-konsep ini, dan
setelah itu tidak ada satu pun yang bisa mencegah organisasi menjadi salah satu
perusahaan yang paling kuat di dunia. Kalau semua perusahaan menerapkan konsep
ini, ada kemungkinan besar masyarakat secara umum akan berubah, dan seluruh
etika kerja diganti.
Pekerjaan
bukanlah sesuatu yang kita miliki untuk mencambuk diri kita sendiri. Pekerjaan
harus menjadi salah satu aspek yang paling banyak memberikan imbalan dan
pemenuhan dalam kehidupan kita. Melalui pekerjaan kitalah kita mendapatkan harga
diri dan rasa hormat orang lain. Kita masing-masing punya tugas buka hanya
mengembangkan kehidupan kita melainkan juga membantu perkembangan orang lain.
Promosi tidak boleh dipandang sebagai kesempatan untuk memanipulasi dan
memanfaatkan orang lain. Melalui promosi kita punya kesempatan yang lebih besar
untuk membuat kehidupan bawahan lebih menari, lebih memberikan imbalan dan
lebih banyak memberikan kesenangan. Tim pemenang adalah tim tempat setiap orang
mengetahui tempatnya masing-masing dan ada tempat bagi setiap orang. Tidak ada
apapun yang sukses seperti sukses, dan pengejaran TPW adalah tujuan yang layak
bagi organisasi mana pun juga. Semua konsep yang terkandung dalah buku ini
relevan apakah TPW merupakan tujuan atau tidak, sebab kita bicara terutama
tentang cara terbaik untuk menjalankan bisnis.
No comments:
Post a Comment
Alamat Website