Alhamdulillah, aku senang sekali rasanya setelah mendapat mention
dan membaca link http://yukmembacabukuislami.blogspot.com/2015/03/pengumuman-pemenang-februari-isrc15-dan.html kalau ternyata menang nge review untuk bulan lalu, bulan Februari.
dan membaca link http://yukmembacabukuislami.blogspot.com/2015/03/pengumuman-pemenang-februari-isrc15-dan.html kalau ternyata menang nge review untuk bulan lalu, bulan Februari.
Dan hari ini tepatnya pada siang hari, aku sudah mendapatkan paketnya yeay!
maaf ya ada yang saya hilangkan/edit, bukunya tu ini
alasan aku memilih buku ini adalah karena sedang mengalami kepenatan, kemalasan, yang terus dilawan dan juga aku yang memiliki keterbatasan kok sebagai manusia biasa.
Namun ini adalah hal yang biasa dialami oleh setiap orang.
Selain itu, alasan lain memilih buku ini karena teringat akan kata saudariku yang tuna netra saat dulu pernah menulis di Kartunet mengenai kisah si 0, nah ia berkata kepadaku "Zero to hero". Ternyata ini adalah sebuah buku motivasi ya?
kerenlah....sekarang aku review ya bukunya
Buku ini
memiliki identitas dengan
Judul : Zero to hero
Penulis : Solikhin Abu Izzudin
ISBN : 979-25-1922-X
Penerbit : Pro-U Media
Jumlah Halaman : 297
Isi :
Buku ini diawali dengan bab
Episode luar biasa! Sebuah pengantar. Dalam episode ini, ada kisah mengenai
seorang anak yang bernama Muhammad Idris Asy Syafi’I yang lebih dikenal dengan
Imam Syafi’I dan kisah Abu Bakar Al Misky.
Imam Syafi’I pada usia 9 tahun
sudah hafal Al Qur’an, usia 10 sudah menghapal isi kitab Al Muwatha; karya Imam
Malik yang berisi 1.720 hadist pilihan dengan sempurna dan pada usia 15 ia
sudah menjadi mufti (hakim agung di Kota Makkah), mumpuni dalam bidang bahasa
dan sastra Arab, hebat mmebuat syair, jago qira’at, diakui memiliki pengetahuan
yang luas mengenai adat istiadat Arab yang asli.
Abu Bakar Al Misky adalah seroang
anak muda yang tubuhnya selalu wangi seharum minyak miski yang berawal dari
adanya seorang wanita yang memperdayainya dengan memasukannya ke dalam rumahnya
lalu mengunci pintu, merayu dan menjerumuskannya.
Dan saat ia (Abu Bakar Al Misky) bingung
dan tertekan dengan tipu dayanya, ia memilih ke toilet dengan diantar oleh pembantunya
dan melumuri badannya dengan kotoran dan kembali ke wanita tersebut sehingga membuatnya
diusir, setelah itu ia pergi, membersihkan diri, pada malam harinya bermimpi
melihat seseorang berkata “Engkau telah melakukan apa yang belum pernah
dilakukan seseorang selainmu. Sungguh aku menjadikan baumu wangi di dunia dan
akhirat”. Semenjak itu, badannya wangi.
Kemudian, masuklah ke bab selanjutnya,
demi masa. Sebelum masuk aku teringat lagu nasyid dan saat membuka, aha ada
liriknya. Masa adalah waktu.
Kita dapat melejitkan potensi
biasa dengan prestasi yang luar biasa dengan kunci memberdayakan waktu,
memberdayakan diri, memberdayakan sarana, menemukan momentum, melahirkan ide,
kerja dengan benar untuk menghasilkan karya besar.
Kita sebagai orang biasa, banyak
keterbatasan, kekurangan, kelemahan, kegagalan, kemalasan, dan sebagainya. Cobalah
untuk mengubah paradigm, cara pandang, janganlah menyalahkan keadaan tapi
buatlah keadaan, bicaralah dengan kerja, hiduplah ceria dengan kreativitas,
cerdaskan jiwa agar bahagia.
Kuncinya adalah kreativitas,
berpikir di luar ruang, mendobrak kebekuan. Inti dari kreativitas dan inovasi
adalah yakin dan berusaha menemukan cara-cara baru yang lebih baik untuk
mengerjakan apapun.
Ada bab yang menggelitikku hihihi
Bab mengenai popularitas bukan
jaminan. yap, popularitas seseorang belum tentu berbanding lurus dengan
kesuksesan dan kebahagiaan. Banyak cara mencari sensasi dengan cara yang kurang
terpuju, banyak yang bunuh diri karena terpenjara oleh pujian, banyak orang popular
mati menegnaskan terpenjara oleh popularitasnya seperti misalnya tragedy Lady
Diana bersama Doddy El Fayed, Nike Ardilla.
Prestasi hakiki bukanlah harta
yang melimpah, bukan kedudukan yang tinggi, jabatan yang mentereng, kekuasaan
yang besar, atau berbagai atribut duniawi lainnya.
Bisa jadi, prestasi tidak dikenal
orang tidak ada sanjungan, pujian apalagi karangan bunga. Kita bahkan tidak
menyadari itu sebagai prestasi apabila dilakukan dengan tulus hati.
“Bangsa yang besar adalah yang
bisa menghargai para pahlawannya” slogan orang Indonesia. Orang yang cerdas dan
sensitif akan mampu berempati dan menghargai terjadap nilai prestasi.
Lalu kita ke bab inilah prestasi
mereka
Ada 5 tanda kebahagiaan dan
keberuntungan hidup seorang mukmin
- Setiap ilmunya bertamah bertambah tawadlu dan kasih sayangnya
- Setiap amalnya bertambah, bertambah rasa takut dan kehati-hatiannya
- Setiap umurnya bertambah, berkurang ketamakan dan kerakusannya
- Setiap hartanya bertambah, bertambah dermawan dan pengorbanannya
- Setiap kedudukannya bertambah, bertambah dekat kepada sesama manusia, memenuhi kebutuhan mereka dan rendah hati kepada manusia
Oke, kita ke bab selanjutnya
merekapun pernah gagal.
Ada 9 hakikat kegagalan yakni
- Orang yang takut melangkah karena takut salah
- Orang yang tidak mengakui kekalahan dan kekalahan
- Orang yang menyalahkan orang lain, tidak mengoreksi diri
- Orang yang gagal merencanakan
- Orang yang gagal membangun hubugan jangka panjang dalam keluarga yang akan merembet ke kegagalan hubungan lainnya
- Melangkah setengah hati, tidak jalas apa yang dicarinya
- Terpasung oleh mitos yang mengahalangi langkah
- Manja, tidak mau melangkah, tidak berani mengambil risiko, duduk manis menunggu durian runtuh
- Orang yang berpikir negatif, bertindak pasif, mengalah pada keadaan, gamang melangkah, suka mencari alasan
ada dua kisah yang menginspirasi.
Kisah pertama adalah Helen
Killer, doktor yang buta, tuli dan bisu.
Dahulu, ia tumbuh dewasa dalam
kondisi bisu, buta dan tuli. Kemudian ada seorang yang mengajari secara terus
menerus dengan mengandalkan perabaan dan menempelkan di mulutnya. Akhirnya, dia
bisa menjadi seorang doktor dan sering memberikan ceramah keliling di berbagai
tempat di dunia. Selain itu, ada kabar bahwa Helen Killer berkuliah di Oxford.
Kisah kedua adalah seorang supir
dan Albert Einstein yang terjadi saat ia hamper menghancurkan reputasinya
karena saat itu dia saki keras tapi harus presentasi teorinya yang baru. Dalam perjalanan.
Kepalanya pusing dan tenggorokannya tersumbat karena tadang dan kelelahan.
Ia menyampaikannya kepada
supirnya dan supirnya merespon “Saya akan menyelamatkan Anda dari kesulitan ini”
dan “Wahai professor, saya telah menghadiri ceramah anda seputar relativitas
ini lebih dari 20x sampai saya telah menghafalnya dan bisa menyampaikannya. Dan
di kota ini tidak ada seorangpun yang mengenali Anda”.
Mereka bertukar posisi dan sang
supir melakukan ceramahnya dengan baik. saking gembiranya, Einstein yang sedang
duduk di barisan pertama merasakan kelelahannya hilang sama sekali. Namun,
terjadilah hal yag tidak diharapkan karena muncul pertanyaan yang mustahil
dijawab.
Ia menjawab yang bisa, hingga
kahirnya berkata dengan penuh keyakinan dan percaya diri “Saya tidak pernah
membayangkan bahwa saya tidak mampu menyampaikan makna ini kepada Anda
sekalian. Saya mengira bahwa diri saya telah menyampaikan makna ini dengan baik,
sehingga saya yakin bahwa sopir pribadi saya akan mampu menjawab pertanyaan ini
hanya dengan mendengarkan ceramah saya” sambil memberi isyarat ke Einstein
untuk naik ke panggung seraya berkata “Apakah kalian tidak percaya pada ucapan
saya? Kalau begitu pengalaman adalah sebaik-baik bukti. Silahkan wahai professor
Anda menjawab pertanyaan ini”
Perkataannya menyentuhku dan
penulis, “Pengalaman adalah sebaik-baik bukti”.
terus ke bab selanjutnya mengapa
kita sering kehilangan momentum?
Kita sering kehilangan momentum
karena
- kurang sensitif pada kebaikan
- tidak mempunyai ilmu
- karena Allah menunda kesuksesan kita
- tidak proaktif
- tipe dalam memaknai momentum
manusia dalam
memaknai momentum pendakian prestasi ada beberapa tipe yakni
·
tipe Quitters
tergesa-gesa, mudah menyerah, ingin cepat sampai,
mudah bertekuk lutut, senang patah arang, tidak berani mengambil risiko, mundur
ketika ditawarkan sebuah tantangan dengan teratur mundur mecari langkah 1.000,
didominasi pikiran negatif.
·
tipe Campers
mengakhiri pendakian dan memilih berhenti,
beristirahat dengan mendirikan tenda di tempat yang datar menikmati kesuksesan,
puas dengan yang diperoleh, mengambil jalan selamat dan tidak tertantang mengambil
peluang dan risiko yang lebih besar.
·
tipe Climbers
pejuang yang siap mengambil apapun risiko yang ditemui,
hidup baginya adalah sebuah arena mengubah tantangan menjadi peluang, mengubah
hambatan menjadi kesuksesan, mengubah kesulitan menjadi kemungkinan-kemungkinan,
mengambil risiko dengan sepenuh konsekuensi dan keberanian.
Kita akan terjun ke bab bercita-citalah.
Ada filosofi cita-cita
Dalam sebuah riwayat disebutkan
bahwa keluhuran cita-cita adalah bagian dari keimanan.
Begitu banyak dan begitu penting untuk menjadi besar dengan cita-cita
besar, tapi jangan sekali-kali merasa besar. Karena merasa besar akan
menumbuhkan penyakit jiwa, menyebabkan sengsara dan pembawa derita.
Ciri-ciri pribadi yang unggul
adalah yang memiliki empat hal yakni
- orang yang memiliki cita-cita yang menggelora
- mereka yang memiliki jiwa yang membara
- mereka yang selalu berusaha dengan giat
- mereka yang memiliki kesiapan yang terus menerus
fokuskan diri untuk meraih cita
kuncinya adalah dengan selalu
bersyukur sehingga selalu fokus pada apa yang dimiliki, menikmati yang ada
bukan meratapi apa yang tiada atau hilang.
Orang buta bila ia bersyukur, ternyata
ia bisa menghafal Al Qur’an karena matanya tidak sempat banyak melakukan
maksiat. Dengan modal itu, ia bisa banyak lebih fokus dengan banyak
menggunakannya untuk lebih banyak seperti Abdullah Ibnu Ummi Maknum, juga
seperti Ismail Prawirakusuma yang merupakan seorang mahasiswa tunanetra yang
berprestasi hafizh Qur’an.
“Satu hal yang amat saya syukuri,
saya bisa hafizh Qur’an. Semua berawal dari keinginan mengobati kesedihan. Sewaktu
terus menerus diam diam dalam rumah tak
lama setelah kebutaan, saya sering menghafal Al Qur’an. Lantas sewaktu ke
Cirebon, saya menghafal sampai 5 juz. Setelah itu seorang teman menghadiahi
kaset 30 juz. Saya belajar dengan cara mendengarkan. Kalau ada kalimat yang
sulit barulah saya membaca Al Qur’an Braile. Saat menjadi guru TPA saya
berlatih dengan sesama guru TPA. Alhamdulillah, akhirnya selesai 30 juz, walau
tidak selancar orang yang dibimbing khusus.” (Tarbawi dalam izzudin, 2006).
Sekian review dariku.
Kelebihan :
- Banyak bab-bab menarik lainnya. Termasuk zero dan be hero dengan cara yang benar, memiliki visi dan misi, dan lain lain.
- kisah inspiratif
Kekurangan :
- habis terima kasih buat di halaman 5, ada kuhaturkan terima kasih sama kuhaturkan terima kasih, bukankah itu sama saja? kenapa tidak disatukan saja?
- ada typo di halaman 71 dimana tertulis kerana, seharusnya karena
- sayang yang diangkat dari tunanetra hanya itu
From zero to hero. Menginspirasi mak :-)
ReplyDeletemakasi :)
Delete