sumber gambar : Wikipedia
sumber gambar : Wikipedia
sumber gambar : Wikipedia
Para wisatawan yang datang ke
kota Bukit Tinggi pada pekan terakhir di bulan Desember 2014 ditanya “Apa yang
Anda tahu tentang Bukit Tinggi?” menjawab “Di sana ada Jam Gadang”.
Rupanya, ingatan peristiwa
penyerbuan Belanda ke Bukittinggi pada 19 Desember 1948 sudah terlupakan. Ada keputusan presiden yang telah memutuskan
tanggal tersebut sebagai “Hari Bela Negara’.
Ingatan sebagai ibu kota Negara
yang berkaitan dengan peristiwa pembentukan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI) setelah Yogyakarta jatuh ke Belanda kandas. Hal ini wajar
karena tidak adanya peringatan yang serius mengenai peristiwa ini.
Ini adalah ironi yang nyata
karena melihat kenyataan bahwa tidak ada peringatan yang serius baik di
Bukittinggi maupun di Sumatera Barat, paling hanya upacara bendera.
Wali Kota Bukittinggi, Ismet
Amzis mengatakan “Selama ini Bukittinggi lebih dikenal sebagai kota wisata.
Namun, pada sisi lain, nilai kesejarahan kota ini sebagai kota perjuangan
semasa perjuangan kemerdekaan juga sangat tinggi.
Selain punya banyak
peninggalan sejarah, Bukittinggi pernah menjadi ibu kota Negara pada 22
Desember 1948-13 Juli 1949 atau semasa terbentuknya Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin Mr Syafrudin Prawiranegara.”.
Keinginan menjadikan Bukittinggi
sebagai kota perjuangan sudahlah sangat lama. Berbagai peninggalan bersejarah
seperti rumah kelahiran Bung Hatta, tugu PDRI, istana Bung Hatta adalah bukti
sebagai kota perjuangan.
Bukan hanya bagunan, Bukittinggi juga telah melahirkan
beberapa tokoh pejuang seperti Agus Salim, Moh Hatta, Tan Malaka, Hamka, dan
lain sebagainya.
Bukittinggi sendiri pernah menjadi ibu kota provinsi Sumatera,
ibu kota Sumatra Tengah dan ibu kota Sumatera Barat.
Pada zaman orde baru, provinsi
ini mendapat dua ‘Parasamnya Nugraha’ (penghargaan pembangunan sebagai daerah
terbaik selama Pelita dengan provinsi jawa Timur dan DKI Jakarta sebagai
pesaingnya.
Sumber :
Subarkah, Muhammad. Bukittinggi
ibu kota perjuangan RI. Teraju. Republika, Senin, 5 Januari 2015 halaman 27.
Cakep ya kotanya. Semoga kapan2 bisa ke sana. :D
ReplyDeleteya
Deleteamiiin ^_^
saksi sejarah... hehe
ReplyDeletekalo dibilang saksi sejarah, saya mah bukan
Delete