Ayah yang dengan akrab aku panggil Papa, sungguh aku mencintai segala kelebihan dan kekuranganmu. Aku berharap engkau menjadi lebih baik dari sekarang serta berbahagia baik di dunia dan di akhirat, begitu juga denganku.
Aku bersyukur dan kagum kepada papa yang sudah berkontribusi banyak untukku. Kontribusi ini dimulai dari saat aku ada di kandungannya mama hingga kini.
Mendengar kisahmu, aku ingin sepertimu yang baik. Melalui kisahmu, aku jadi mengetahui bagaimana kisah di masa kecilku yang kini sudah tidak dapat aku ingat lagi. Masa dimana saat aku di Tangerang begitu rewelnya saat diberi makan sehingga membuatmu khawatir ketika aku dibawa keluar negeri yang alhamdulillahnya aku dalam keadaan yang tidak seperti itu.
Ketika aku di Australia, betapa sulitnya membujukku untuk berbahasa Inggris dan bersekolah hingga di suatu perjalanan dengan trem membuatku tertarik untuk sekolah dan di rumahpun langsung bercas cis cus.
Sewaktu SMA dan mau kuliah, engkau berkontribusi untuk meleskan aku di bimbingan belajar selama dua tahun serta membantuku memilihkan jurusan kuliah dengan berkata "Kamu ambil Psikologi saja, dari SMA kamu sudah di curhatin sama temen-temen, kamu ada bakat disana."
Sewaktu aku bimbingan skripsipun, aku dibantu papa, bab I dirangkaikan kalimat yang baik supaya nyambung, dan bab IV dibantu untuk merangkai pertanyaan apa yang hendak ditanya.
Bukan hanya itu saja, sambil skripsi, engkau membawaku ke Rumah Sakit Permata Cibubur yang awalnya aku tidak mengetahuinya gelar apa yang disandang oleh Spkj? Sepulangnya, aku diingatkan dan di tanyai bagaimana efek dari obat?
Lalu, tahun 2012, aku dibawa lagi ke RS Meilia ke Spkj dan diberi obat sebentar dan dioper ke psikolog. Aku senang karena kontribusi papa ini dapat membuat aku belajar bagaimana menangani orang-orang sepertiku.
Tahun 2012, tepat tanggal 4 November, suara halusinisasi di kepala berupa tukik, dan sebagainya yang saling bertabrakan. Aku mengerti diriku terkena Schizophrenia.
Tahun 2013, aku meminta untuk kuliah lagi di S2 dan disini kontribusi papa besar sekali. Aku merasa bahagia karena bisa belajar lebih banyak.
Tahun 2014, papa dan keluarga membawaku ke terapis Hypnoterapi, lagi, aku belajar lagi, oh begini terapinya, hih asyik! Psikologi itu menyenangkan!
Betapa berat perjuanganmu yang aku hargai hingga kini, aku sayang papa. Semoga kita dilindungi oleh Allah, sukses dunia dan akhirat buat kita papa!
Aku bersyukur dan kagum kepada papa yang sudah berkontribusi banyak untukku. Kontribusi ini dimulai dari saat aku ada di kandungannya mama hingga kini.
Mendengar kisahmu, aku ingin sepertimu yang baik. Melalui kisahmu, aku jadi mengetahui bagaimana kisah di masa kecilku yang kini sudah tidak dapat aku ingat lagi. Masa dimana saat aku di Tangerang begitu rewelnya saat diberi makan sehingga membuatmu khawatir ketika aku dibawa keluar negeri yang alhamdulillahnya aku dalam keadaan yang tidak seperti itu.
Ketika aku di Australia, betapa sulitnya membujukku untuk berbahasa Inggris dan bersekolah hingga di suatu perjalanan dengan trem membuatku tertarik untuk sekolah dan di rumahpun langsung bercas cis cus.
Sewaktu SMA dan mau kuliah, engkau berkontribusi untuk meleskan aku di bimbingan belajar selama dua tahun serta membantuku memilihkan jurusan kuliah dengan berkata "Kamu ambil Psikologi saja, dari SMA kamu sudah di curhatin sama temen-temen, kamu ada bakat disana."
Sewaktu aku bimbingan skripsipun, aku dibantu papa, bab I dirangkaikan kalimat yang baik supaya nyambung, dan bab IV dibantu untuk merangkai pertanyaan apa yang hendak ditanya.
Bukan hanya itu saja, sambil skripsi, engkau membawaku ke Rumah Sakit Permata Cibubur yang awalnya aku tidak mengetahuinya gelar apa yang disandang oleh Spkj? Sepulangnya, aku diingatkan dan di tanyai bagaimana efek dari obat?
Lalu, tahun 2012, aku dibawa lagi ke RS Meilia ke Spkj dan diberi obat sebentar dan dioper ke psikolog. Aku senang karena kontribusi papa ini dapat membuat aku belajar bagaimana menangani orang-orang sepertiku.
Tahun 2012, tepat tanggal 4 November, suara halusinisasi di kepala berupa tukik, dan sebagainya yang saling bertabrakan. Aku mengerti diriku terkena Schizophrenia.
Tahun 2013, aku meminta untuk kuliah lagi di S2 dan disini kontribusi papa besar sekali. Aku merasa bahagia karena bisa belajar lebih banyak.
Tahun 2014, papa dan keluarga membawaku ke terapis Hypnoterapi, lagi, aku belajar lagi, oh begini terapinya, hih asyik! Psikologi itu menyenangkan!
Betapa berat perjuanganmu yang aku hargai hingga kini, aku sayang papa. Semoga kita dilindungi oleh Allah, sukses dunia dan akhirat buat kita papa!
No comments:
Post a Comment
Alamat Website