Apa yang Anda lakukan ketika
libur? Saat tanggal merah dari tanggal 25 hingga 27 Desember 2014 kemarin dan
nanti tanggal 1 Januari 2015 serta hari libur lainnya? Akan lebih asyik bukan
apabila liburan dan seluruh keluarga ikut menikmatinya? Namun, apa yang terjadi
bila sesuatu hal di luar kendali dan Anda telah berjanji kepada anak untuk
liburan? Atau anak-anak sedang libur namun Anda tetap harus bekerja. Di bawah
ada solusi yang saya tawarkan untuk liburan anak secara atraktif dan edukatif.
Vera Itabiliani yang merupakan
seorang psikolog berkata “Yang penting harus ada efek refreshing, menyenangkan,
tapi juga ada manfaat edukatif. Liburan kreatif bisa mengembangkan aspek pada
anak. Dalam memilih program liburan, orang tua tentunya harus mempertimbangkan
waktu beserta berapa besarkah biayanya”.
Anak harus diberikan pengertian
bahwa anggaran orang tua memiliki keterbatasan. Apabila seandainya dana yang
dimiliki kurang atau tidak mencukupi, orang tua bisa menawarkan pilihan lain
pada anak dengan membuat penawaran
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak sesuai dengan
usianya.
Terkadang, ada perbedaan
keinginan mengenai bagaimanakah cara untuk menghabiskan liburan antara anak dan
orang tua. Kondisi inilah yang bisa dimanfaatkan untuk saran belajar dengan
membiasakan saling berdiskusi, serta belajar saling menghargai pendapat orang.
Apakah yang terjadi apabila tidak
ada kata sepakat? Orang tua sebaiknya mengalah. Vera mengatakan “Mengingat yang
akan menjalankan aktivitas adalah anak, jadi sepantasnya orang tua mengalah
dengan pertimbangan waktu dan bujet”.
Sebelum anak berangkat mengikuti
program liburannya, anak harus mendapatkan penjelasan apa yang akan dialami
disana. Maka, dengan begitu ia bisa membayangkan kegiatan seru apa saja yang
akan dilakukannya. Orang tuapun harus menyiapkan mental untuk melepaskan
anaknya mengikuti program liburan yang telah di rencanakan.
Tidak sedikit program liburan
yang mengharuskan anak untuk menginap. Untuk kegiatan ini sebaiknya dilakukan
pada anak Anda bila sudah menginjak pendidikan SD kelas 3 ke atas. Selain umur
yang cukup, anak harus sudah bisa mandiri dalam melakukan aktivitas untuk
membantu diri. “Ia mesti mampu mandi, pakai baju, menyiapkan perlengkapan,
sudah dapat tidur sendiri, dan bertanggung jawab atas barang-barangnya.” Ujar
Vera.
Kegiatan liburan terprogram mulai
marak semenjak tahun 2010 salah satunya adala program yang diselenggarakan oleh
LiburanAnak.com, respon masyarakat sangat baik. “Orang tua pun terbantu dengan
adanya program liburan sehingga kegiatan semacam ini menjamur” ujar Niken.
Liburan terprogram lebih disukai
mengikngat lalu lintas di Ibu Kota yang padat, Niken berkata “Kalau setiap hari
harus dibawa ke sana-sini untuk liburan, kan capek juga. Lagi pula liburan
terprogram bisa menghemat biaya” ujar Niken.
Apabila dilihat dari sisi lain,
liburan terprogram bisa membuat anak mengenal hal baru sehingga terhindar dari
kebosanan. Akan lebih baik bila dilengkapi dengan pelatihan keahlian dan
pengetahuan.
Muchammad Heru yang merupakan
sekretaris Panitia Pelaksana Liburan Cerdas Ceria ICMI (LCCI) berkata “Kami
menggabungkan liburan dengan pendidikan, penelitian dan keilmuan.”.
Kegiatan yang dilakukan LCCI
adalah peserta yang merupakan pelajar SMP dan SMA diajak untuk sholat
berjamaah, zikir bersama, sholat malam, observasi dan kunjungan ke beberapa
perguruan tinggi negeri seperti Universitas Indonesia, Insititut Pertanian
Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran dan Universitas Gajah
Mada. Peserta akan mengenal dan memilih kampus mana yang targetya sesuai seusai
lulus SMA yang dikelompokkan dengan temannya yang berminat sama. “Mereka akan
saling memotivasi, dan memikirkan agar tujuannya tercapai” ujar Heru.
Dari berbagai kegiatan, program
Museum Ceria dan 1.000 petualang Cilik Rumah Perubahan Rhenald Kasali menjadi
favorit karena kegiatannya yang sangat seru dan dapat dinikmati dengan harga
yang terjangkau.
Program liburan terprogram ini
memiliki variasi biaya dengan kisaran mulai dari Rp.50.000 hingga Rp.1.300.000
per anak.
Niken menyarankan saat memilih
program liburan, pilihlah yang mampu mengasah skill anak serta sesuaikan dengan
minat dan umurnya. Orang tua janganlah memaksa jika anak merasa enggan untuk
mengikuti program. “Meski sudah bayar tetap jangan dipaksa karena takutnya
trauma.” Ujar Niken.
Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah saat menjelang akhir liburan, anak yang berada di jenjang pendidikan
taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) biasanya terlena dengan liburan
sehingga rutinitas menjadi terganggu dan berantakan. Oleh karena itu, orang tua
harus mulai mmebangun kembali rutinitas beberapa hari menjelang masa sekolah.
Vera berkata ”Diharapkan dengan begini, anak tidak begitu kaget ketika kembali
ke sekolah.”.
Sumber :
Dwinanda, Reiny. Liburan atraktif
dan edukatif. Siesta halaman 5, Leisure, Republika, Selasa 23 Desember 2014.
No comments:
Post a Comment
Alamat Website