"Hahahahah, gila" suara tawa dan suara itu terdegar sampai kamarku di tengah malam kemarin saat aku tidak bisa tidur.
Prasangkaku langsung muncul karena pada siang hari aku bertanya kepada seorang satpam karena menyadari keterbatasanku pada penglihatan, soalnya sudah beberapa kali aku ditertawai dan dibilang gila.
"Pak, kalau beli ayam bakar dimana ya?" tanyaku yang sebenarnya disertai dengan pernyataan pelan "Mataku ga awas soalnya"
"Di seberang tukang pulsa di pertigaan jalan" ujarnya sambil menunjuk, tapi aku hanya mengikuti tangannya dan tidak menjelaskan serta tidak mau banyak bicara.
Aku beranjak jalan di tengah cuaca yang syukurnya aga mendung. Sesampainya di tempat jualan ayam bakar, aku berkata "Mbak, kalau sudah selesai, tolong bilang ya, mataku ga awas" ujarku yang disahut "Iya, loh ini...". Singkat cerita aku sukses beli ayam bakar beserta tempe dan tahu bakar.
Prasangkaku tak lepas dari situ saja. Banyak kejadian yang membuat aku berpikir, apakah masih ada orang baik ya?
Berikut kisah prasangka lainnya.
Aku posting di suatu tempat, tapi yang di terima cuma tunanetra yang dekat sama adminnya, sudah begitu, komentar aku juga ga direspon. Prasangkaku adalah ada yang menghasud untuk tidak merespon, aku sudah protes tapi aku tidak memaksa.
Saat dulu nulis di blog ini tentang surat cinta0q yang dibuat berseri, aku berprasangka dan bertanya "Kalau sampai ke orangnya dan ada yang ngadu gimana", nah ternyata itu betul terjadi.
Saat aku mau bertanya, aku berprasangka takut jadilah saat bertemu dengan orangnya aku selalu dimarahin.
Saat aku melakukan curahan hati untuk membantu survey/penelitian orang, aku berprasangka ada yang menyangkaku telah berbohong, yang prasangkaku lainnya adalah tidak pada tempanya dan ada yang berkata kepadaku "Kamu jangan berprasangka sama aku" yang intinya adalah curahan hatiku sampai ke orangnya.
Cuman, aku tidak tahu siapa orangnya, namun aku tahu grupnya, cuma aku tuh mikir, aku kan cuma mau membantu penelitian, dan yang namanya penelitian bukannya seharusnya mewawancarai orangnya yang diperkuat oleh minimal 2 significant other yang merupakan orang terdekat dari subyek ya? Jadi minimal 3 orang, itupun kalau menggunakan metode penelitian studi kasus. Aku tahu karena dulu skripsiku menggunakan metode itu.
Nah, prasangkaku, akan ada yang mengadu, membicarakan aku di belakang, menghasud, ya silahkan saja deh. Loh kok bukannya mendamaikan?
Entahlah, kalau boleh terus terang, aku hampir menyerah hidup, aku tidak pintar. Tulisan ini aku buat sambil menahan tangis.
Akankah prasangka ini hilang? Hanya Tuhan yang tahu. Yah semoga saja, amin.
berprasangka kadang membuat kita tidak nyaman ya...
ReplyDeletesalam kenal juga
iya mbak
DeletePrasangka itu melelahkan ya :)
ReplyDeletey
DeleteBener mbak prasangka itu membuat kita lelah hati dan pikiran
ReplyDeleteiya ya, berprasangka itu melelahkan dan tak ada gunanya
ReplyDeleteiya dan tidak ada gunanya
Delete