Sekolah Menengah Atas (SMA)
adalah masa-masa terindah, itulah kata orang.
2001, Saya mengawali menginjakkan
kaki di SMAN 58 waktu itu saya melihat gedungnya begitu tua dengan banyak pohon
beringin yang sekilas tampak menyeramkan namun itu tidaklah membuat saya takut
karena tujuan saya adalah belajar, setelah senang mendapatkan pengumuman
setelah melakukan ujian masuk di SLTP I PB Sudirman.
Ya, saya senang karena masuk ke salah
satu SMA negeri unggulan di Jakarta, yang waktu itu masuk empat besar, pertama
SMA 8, SMA 39, SMA 99 lalu SMA 58. Saya masuk dengan nilai NEM pas-pasan yakni
37.
Saat di tempat beli baju seragam,
saya senang karena mama memberlikan baju panjang karena ingin menggunakan
kerudung.
Sebelum masuk sekolah, ada masa
orientasi sekolah. Disitu, yang saya ingat dulu, saya menyaksikan
organisasi-organisasi ekstrakurikuler. Saya tertarik saat Paskibra karena ingin
teriak teriak supaya bisa teriak karena ada masalah.
Saya masuk di kelas 1-8. Setiap
ada mata pelajaran seperti Kimia, Matematika saya sering kedepan untuk
mengerjakan soal yang ada di depan papan tulis. Saya begitu menyenangi
pelajaran tersebut, nilai ujian saya ya 10, 9, 8. Walau di raport tidak dapat
juara kelas hehe jadi malu.
Saya tu dulu jahil, narikin
kerudung temen hehehe, tapi ga sampai lepas kok, sampai-sampai orangnya cerita
dia ngomel-ngomel “Tyas jangan tarik kerudung gue”, eh saat nengok ternyata
nyangkut di paku, ahahahaa.
Saya ikut latihan baris berbaris,
sering melakukan pengebetan bendera. Sampai suatu hari, itu adalah saat dimana
saya tersenyum. Saya mengebet bendera sampai berbunyi prak dan semua orang
secara bersamaan “Wuuh”. Saya langsung berteriak “Bendera siap”.
Kalau saya dan yang lain
melakukan kesalahan saat melakukan upacara bendera, dihukum, yang perempuan
skot jump/suatu hukuman.
Saya ikut perlombaan paskibra,
namun seringkali saya bersedih karena sering menjadi cadangan. Namun, saya
sempat senang ketika bisa jadi barisan ketika lomba di SMA mana itu ya, ha saya
lupa.
Setiap hari apa gitu, saya
mengikuti pengajian yang diselenggarakan oleh organisasi Rohis.
Di tahun itu juga, ada seorang
sahabat saya di kelas lain yang namanya dirahasiakan ya sebut saja n, dia
berkata “Yas, lihat tu, ada cowo cakep namanya m” (nama m disamarkan), “Gue
salamin ya”. Setiap bertemu N, “Gue salamin ke dia ya”.
Lambat laun saya suka sama si M,
apalagi dia tinggi, putih, supel lagi. Rasa suka ini timbul hingga kelas dua
SMA. Saya menitipkan salam melalui teman saya yang lain.
Saya juga pernah berani menelepon
ke rumahnya. Ha malu.
Namun, saya kecewa karena
mendengar kabar kalau dia ditembak sama seorang wanita yang cantik. Jadi ya
sudah. Yaah, udah gitu, saya ketika mau naik angkot ketika ingin pulang, saya
berpapasan dengan wanita yang sudah jadi pacarnya si M. ia berkata, “Cih, yang
kaya gini yang jadi saingan gue? Kaga level.”.
Sayang sekali, cantik tapi sombong.
Tidak lama setelah itu, ada
seseorang menembak saya. Yah daripada menganggur, jadi saya terima. Kami menjalin
hubungan hingga lulus SMU.
Saya mengikuti pemilihan ketua
Rohis untuk angkatan saya, dan ketika saya melihat raport, saya terkejut kalau
ternyata dianggap jadi bagian rohis, hehe.
Kepala saya mulai sering pusing,
kata saudara saya yang dokter disuruh pakai kacamata. Dan ceklah saya ke optik.
Sebelum naik kelas tiga, saya
melakukan psikotes untuk menentukan jurusan mau ambil IPA (Ilmu pengetahuan
alam) atau IPS (Ilmu pengetahuan sosial). Setelah itu, saya diminta juga
menuliskan serta ditanya kenapa menginginkan jurusan itu.
Naik kelas tiga, saya bingung
karena waktu itu kenapa dimasukkan ke kelas pavorit. Saya merasa tidak pintar. Isi
kelas ini semuanya adalah juara kelas dari kelas satu sampai kelas tiga, ada
juga juara umum se apa gitu yah. Sedangkan saya tidaklah pintar, bahkan nilai
saya sempat hancur karena ada masalah. Namun, beberapa teman saya mengatakan kalau diri ini pintar. Saya pernah maju untuk menyelesaikan soal Kimia apa ya kalo ga salah, dan saya bisa.
Kebingungan itu bertambah saat
saya mau ikut pelantikan Rohis karena kalau belum ikut pelantikannya dan
penggembelengan di Jambore belum sah, namun karena keterbatasan orang dalam
Paskibra yang hanya sejumlah 17 orang, saya memilih mengisi pos agama dan
mendampingi mereka. Disaat yang lain pada ngebentak, saya ga tega, hehe.
Tambah bingung lagi, karena saya
sempat direkomendasikan menjadi ketua Paskibra, namun karena suatu hal,
akhirnya saya menjadi ketua koordinator. Yah asik juga sih, memberikan
pengumuman yang suara saya bergema satu sekolah hehe apa coba.
Tambah bingung lagi karena ada
seorang wanita yang dulu dicintai pacar saya meminta izin supaya boleh jadi
pacarnya pacar saya jadi pacaran dua orang gitu, namun tidak saya kasih.
Saya juga
diajak selingkuh sama seseorang, namun tidak saya jawab karena keburu ditarik
sama sahabat saya, terus terang saya tidak mau.
Tambah bingung lagi karena
tiba-tiba muncul gossip yang tidak-tidak tentang saya dan pacar, saya dituduh
suap-suapan di kantin, melakukan ini itu.
Padahal, itu tidak pernah, yang ada
saya berjalan biasa tidak bergandeng tangan, sering membawakan dia makan pagi
di tempat makan karena tidak ada yang memasak. Karena itu, sampai-sampai kami
dipanggil ke ruang BP.
Syukurnya guru BP saya baik,
tidak galak, dan menyarankan untuk menjauh, dan tidak berduaan.
Cuma, guru BP dia galak, saya takut waktu itu
lihat mimiknya dan suaranya yang gitu.
Jadi, kami ketemu di jalan raya
besar agak jauh dari lingkungan sekolah.
Dari situ saya memahami ternyata
pacaran bisa menimbulkan fitnah ya….
Namun, saya senang karena sempat
ikut acara yang diadakan oleh organisasi rohis di puncak. Disana, kami
bernyanyi “Membumbung tinggiii harapan bumii…membakar gedung dan rumah kamiiiii….para
syuhada mengalir suburkan bumi….tiada kata lagiiii….kami harus kembaliii”.
Saya bersyukur bisa lulus dari
SMAN 58. Dan beberapa saat yang lalu ada orang yang menyambung silaturahmi di
facebook sehingga saya masuk ke grup BBM alumni SMUN 58 kelas 1-8, walau hanya
beberapa orang.
Saya harap bisa bersilaturahmi
lagi dengan kawan-kawan alumni SMU 58 beserta adik-adik kelas.
Sekian tulisan saya untuk lomba
yang informasinya ada di http://www.arinamabruroh.com/2016/01/giveaway-nostalgia-putih-abu.html?m=0.
semoga menang ya. semangat /o/~
ReplyDeleteya,
Deletesemoga
terima kasih :)
masa SMA memang paling banyak deh nostalgia nya
ReplyDeleteya SMA banyak nostalgianya
Deleteamiin, semoga silaturahimnya bisa terjaga en sukses GA nya ^^
ReplyDeleteamiin makasi :)
DeleteWah ceritanya pengalaman SMA bagus mbak, klo di pikir - pikir seruan SMA ketimbang kuliah, g tau knp bnyak momennya klo SMA tuh,,,,
ReplyDeletemakasi. oh gitu, itu karena fase perkembangan psikologi yang seru tu di saat remaja yakni saat cari cinta dan jati diri.
DeleteEmang masa SMA diwarnai ragam suka duka yang tiada terlupakana ya mbak, sukses untuk kontesnya :)
ReplyDeleteya, amin, makasi mba :)
DeleteMasyaAllah... waktu SMA sudah kenal lagu heroik itu..
ReplyDeletesaya baru dengar waktu kuliah tahun2005 itupun karena nyemplung di kos2an muslimah ^^
Mba Tya aktivis banget ih.. hihi
Makasih banyak ya Mba, sudah meluangkan waktu untuk ikut GA saya :D
oh gitu
Deletekembali,.makasi juga mba sudah menyediakan waktu buat manpir dan komentar,.sungguh kehormatan bagi saya