Keberagaman yang dimiliki
oleh Indonesia merupakan aset berharga bagi komunitas dan bagi negara
kita tercinta, Indonesia.
Dalam sebuah komunitas,
terdiri dari manusia yang beragam, sekalipun itu adalah komunitas
tunanetra tetap saja orangorang di dalamnya beragam.
Beragam ini bisa dia
unanetra low vision, bisa tunanetra total, bisa tunanetra sebelah
mata kalau dilihat dari fungsi mata. Keberagaman bisa juga dari
pendapat yang berbeda-beda, perilaku yang berbeda, dan juga
kecerdasan yang beragam.
Terkadang, malah di dalam
komunitas tunanetra, seperti salah satu komunitasnya yang bernama
komunitas tunanetra nasional, terdapat orang non disabilitas, dan ada
penyandang disabilitas lainnya.
Meskipun begitu,
keberagaman tidak menimbulkan khuru-hara karena semua saling
menghormati, saling menghargai, menerima apa adanya, serta
mendapatkan perlakuan yang sama karena pada dasarnya semua
mendapatkan hak yang sama.
Salah satu anggota
komunitass tunanetra nasional adalah seorang penyandang
schizophrenia. Penyandang ini
masuk ke dalam disabilitas mental yang dalam penanganannya arus
hati-hati, tidak boleh diusir, tidak boleh di blokir, tidak boleh
mendapat peilaku bully.
Penyandang
disabilitas adalah salah satu disabilitas yang juga termasuk dalm
kaum yang termarginalkan, terdiskriminasi, dan mendapatkan stigma.
Adapun
stigma yang didapat adalah kalau mereka tidak bisa ekerja, tidak bisa
sekolah, tidak bisa mandiri, dan harus tergantung pada obat-obatan
psikotropika.
Dulu
saya pernah mendampingi Y yang terdiagnosa schizohrenia setelah
melalui proses yang panjang seperti psikotes oleh psikolog dan
pemeriksaan EEG yang dilakukan oleh psikiater ke rumah sakit dan
mendapati proses diagnosanya seperrti itu.
Y
juga pernah saya dapmpingi ketika dia meminta ditemani saat mengajar
di sekolah di dekat rumahnya, pihak sekolah diberitahukanoleh dia
mengenai kondisinya yang disabilitas mental, sekolahnya menerima dia
apa adanya dan mempercayakan kepadanya untuk mengajar anak kecil,
ketika itu dia mengajar anak kecil itu seperti layaknya orang non
disabilitas mental.
Y
pernah memunculkan perilakunya yang disabilitas mental, syukurnya
saya bisa membuatnya sadar, itu cuma sekali.
Karena
ingin membantu Y lebih banyak lagi, saya tadinya mau belajar mendalam
mengenai ini.
Selain
Y, masih ada penyandang disabilitas mental schizophrenia di
Indonesia. Kita ambil satu kasus di Bali dimana saya ambil
http://independen.id/read/khusus/496/nasib-orang-dengan-gangguan-jiwa-di-bali/
yang membaas mengenai bagaimana nasib orang dengan gangguan jiwa di
Bali.
Disana,
mereka kurang bisa berobat karena obat psikotropika tidak tercover
oleh BPJS dan tidak semua mendapatkan BPJS.
Oleh
sebab itu, komunitas perduli schizophrenia membangun rumah
berdaya untuk memberdayakan mereka yang disabilitas mental dengan
menghasilkan karya seperti dupa, sabun, membuat lukisan dan kerajinan
tangan.
Bahkan
lukisan mereka diakui dan masuk ke New National Gallery Berlin
(sumber :
https://balebengong.id/berita-utama/dukungan-untuk-odgj.html).
Wow!
dr. I
Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ erhitung sejak Januari hingga Maret
2017, pengobatan warga Rumah Berdaya yang belum memiliki KIS
ditanggung sebagiannya.
Selain
rumah berdaya juga berdiri komunitas kopi kental (komunitas perduli
kesehatan mental). Komunitas ini menangani penyandang schizophrenia
khususnya yang terpasung.
Kapankah
Indonesia bebas pasung? Baca yuk ulasan dialog khusus pada tulisan
saya di
http://hatiputih.blogdetik.com/2016/11/01/ulasan-dialog-khusus-27-oktober.
Siapa
llagikah yang perduli sama penyandang disabilitas, dalam acara Michel
Chandra Luar biasa yang saya tulis di
http://hatiputih.blogdetik.com/2016/10/26/review-yayasan-galuh-di-michel-chandra-luar-biasa
ada sebuah yayasan, apa itu? Yuk baca disana.
Yup
segitu dulu ulasan mengenai penyandang disabilitas mental.
Saya
jadi ingat, waktu datang ke job fair disabilitas, berkenalan
dengan penyandang disabilitas tuna daksa yang katanya tidak punya
ajri dan berjualan batik.
Bicara
mengenai batik, di
http://independen.id/read/agenda/70/gelar-batik-nusantara-2017/
ada informasi mengenai gelar batik nusantara 2017.
Acara
gelar batik nusantara 2017 ini GRATIS! Apa saja informasi mengenai
ini? Yuk baca dibawah!
Adapun,
detail acaranya :
TALKSHOW
Peningkatan
Kulaitas Warna Alam (8 Juni 2017)
Trend
Forecasting (9 Juni 2017)
Batik
Warna Alam Menembus Pasar Global (9 Juni 2017)
Program
IKKON Bekraf (9 Juni 2017)
Keanekaragaman
Warna Alam (10 Juni 2017)
WORKSHOP
Workshop
Batik oleh Museum Tekstikl & Balai Besar Kerajinan dan Batik (7 –
11 Juni 2017)
MUSIC
PERFORMANCE
Alunada
Ensemble (7 Juni 2017)
Tangklung
(Mitra Seni Indonesia) (9 Juni 2017)
Putra
Putri Batik Nusantara (11 Juni 2017)
Permainan
Lagu dan Angka (11 Juni 2017)
Info
dan kontak:
Twitter:
@gbn2017
Instagram:
@gelarbatiknusantara
Website:
gelarbatiknusantara2017.com
No comments:
Post a Comment
Alamat Website