Hai kali ini aku hendak mereview yang akan aku setor ni
salah satunya ke http://yukmembacabukuislami.blogspot.com/2014/12/islamic-reading-challenge-isrc-2015.html.
Dulu, orang memisahkan antara agama dan Psikologi. semenjak mendengar
ada buku Psikologi dan mati suri, mengikuti seminar mengenai makna hidup (logoterapi)
dan membaca buku ini membuat sesuatu.
Buku yang aku review ini judulnya Psikologi Islam. Mohon maaf
tidak ada identitasnya karena buku didapat dalam bentuk txt tanpa identitas buku.
Berikut reviewnya
SENI KEPIMPINAN
Seni kepemimpinan telah banyak
diajarkan mulai dari rangkaian
Mitologi Yunani, Tao dan Sun Tzu
dari Cina, Nasihat Bagi Penguasanya Al
Ghazali, Sang Penguasanya Niccolo
Machiavelli, Hasta Brata, Raja Wedhatama dari Jawa. The Art of The Leader-nya William A. Cohen,
dan The Charismatic Leader-nya Jay A. Conger dan sebagainya.
Al Ghazali mengawali nasihatnya
dengan mengemukakan dua hal mengenai mempertahankan kekuasaan, yaitu jangan
pernah melakukan sesuatu tanpa perhitungan dan selalu konsisten serta tak
pernah meralat.
Supaya berwibawa, seorang raja
harus memiliki, raja harus memegang
teguh satu kata dan perbuatan. Ucapannya bagaikan ucapan seorang pendeta sakti
nan manjur yang segera menjadi kenyataan. Ludahnya ludah api yang sekali
dilontarkan langsung mewujudkan keinginannya. Ucapannya konsisten dan tidak
mencla-mencle. Tidak pagi tempe, sore mentah kembali menjadi kedelai.
Seorang pemimpin tidak boleh
berkata atau bertindak ngawur, karena dampaknya sangat luas bagi rakyat banyak
yang tak berdosa.
MEMELIHARA BIBIT CINTA
Dalam hal cinta, ada seorang
lelaki yang jika jatuh cinta kepada seorang wanita, ia
merasa harus menguasai dan
memonopoli secara total lahir batin, tidak boleh sedikitpun si wanita memiliki
perhatian kepada selain dirinya dengan menjadi sangat pecemburu, dan jika ia
gagal memilikinya, ia memilih menghancurkan.
Namun, di sisi lain, ada seorang
lelaki pecinta yang sangat penuh pengertian, ia sangat memaklumi dan sangat
memaafkan atas kekurangan kekasihnya. Ia bukan saja tidak bermaksud menguasai
tetapi justeru selalu ingin memberi kepada
kekasihnya apa yang menjadi
keinginannya.
HATI DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Imam Gazali dalam Ihya Ulumuddin
membuat bab khusus yang membahas Keajaiban Hati (`Ajaib al Qalb).
Menurut Al Gazali kemuliaan
martabat manusia disebabkan karena kesiapannya
mencapai makrifat kepada Allah,
dan hal itu dimungkinkan karena adanya hati.
Hubungan hati dengan angauta
badan dipandang sebagai ilmu lahir, sementara akses hati ke alam langit (`alam
al malakut) masuk kategori ilmu batin dimana didalamnya sarat dengan rahasia
dan keajaiban.
Al Gazali mengatakan bahwa hati
mempunyai dua unit tentara (junudun mujannadah), yaitu unit yang dapat dilihat
dengan mata kepala dan yang satu hanya dapat dilihat dengan mata hati.
Yang pertama adalah anggota
badan, sedang yang kedua adalah daya-daya; daya penglihatan, daya pendengaran,
daya hayal, daya ingat, daya fikir dan daya hafal, yang bekerja dengan sistem
yang sangat sophisticated dan hanya Allah yang mengetahui hakikatnya.
Dari kombinasi tentara lahir dan
batin itu dapat lahir kehendak (iradah), marah (ghodob), keinginan (syahwat),
pengetahuan (ilmu), dan persepsi (idrak).
Hati juga diibaratkan sebagai
pesawat pemancar (dzauq) yang dapat
menangkap sinjal-sinyal yang
melintas.
Sedangkan orang yang suka mencampuradukkan
perbuatan baik dengan perbuatan dosa, hatainya kacau bagaikan cermin yang
retak, yang jika digunakan akan menghasilkan gambaran yang tidak benar.
Hati yang sudah tumpul karena
baterainya lemah seyogyanya diisi dengan mujahadah dan riyadlah.
Kata Al Gazali orang yang tidak
mengenal hati sendiri, pasti ia lebih tidak tahu lagi tentang hal lain.
MEMBANGUN MASYARAKAT
Konsep Masyarakat
a. Pengertian Masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari
bahasa Arab musyarakah. Dalam bahasa Arab sendiri masyarakat disebut dengan
sebutan mujtama`, yang menurut Ibn Manzur dalam Lisan al `Arab mengandung arti
(1) pokok dari segala sesuatu, yakni tempat tumbuhnya keturunan, (2) kumpulan
dari orang banyak yang berbeda-beda.
Sedangkan musyarakah mengandung
arti berserikat, bersekutu dan saling bekerjasama.
Jadi dari kata musyarakah dan
mujtama` sudah dapat ditarik pengertian bahwa masyarakat adalah kumpulan dari
orang banyak yang berbeda-beda tetapi menyatu dalam ikatan kerjasama, dan
mematuhi peraturan yang disepakati bersama.
Teologi Masyarakat
Manusia itu sendiri diciptakan
Tuhan terdiri dari lelaki dan perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar
mereka saling mengenal (dan saling memberi manfaat), lita`arafu (QS 49:13).
Dari Maqasid as Syari`ah
(filsafat Hukum Islam) yang menyebut al kulliyyat al khamsah
misalnya, mengambarkan konsep
masyarakat dimana setiap individu harus dijamin hak-haknya dimana Pemerintah
atau ulil amri sebagai wakil masyarakat yang tertinggi berkewajiban melindungi
jiwa (khifdz an nafs) , hak kepemilikan harta (khifdz al mal), hak akal (khifsz
al `aql atau hak intelektual), hak beragama (khifdz ad din atau hak
berkeyakinan) dan hak memelihara kesucian keturunan (khifdz an nasl).
Menurut al Qur’an, meski
masyarakat itu merupakan kerjasama horizontal antar manusia,
tetapi ia merupakan bagian dari
hubungan vertikal dengan Tuhan. Oleh karena itu di dalam bermusyarakah
(bermasyarakat) juga ada dimensi teologis, misalnya; salat menjadi tidak
relevan jika melupakan komitmen sosial.
Dari hadis Nabi juga dapat
diketahui bahwa rahmat Allah itu harus dipancing dengan
komitmen sosial; irhamu man fi al
ardhi yarhamukum man fi as sama’. Kontrak sosial dalam pernikahan juga
bersifat vertikal dan horizontal, istahlaltum furujahunna bi kalimatillah wa akhaztumuhunna
bi amanatillah.artinya; kalian dihalalkan menyetubuhi istrimu dengan nama Alloh,
dan kalian mengambil tanggung jawab atas isteri dengan amanat dari Alloh.
Manusia tidak dibiarkan begitu
saja oleh Tuhan, tetapi Menurut al Qur’an, Allah selalu hadir dalam kehidupan
masyarakat (mengawasi); inna rabbaka labi al mirshad (Q/89:14)
KEMUKJIZATAN AL QUR’AN
Al Qur’an sebagai mukjizat dapat
dilihat dari bahasa dan isinya. Mukjizat artinya sesuatu
yang mengalahkan argumen orang
yang tidak percaya. Bahasa al Qur’an sangat tinggi
mutunya , mengalahkan semua
puisi, sastra dan sya`ir.
Semakin digali kedalaman bahasanya
semakin ditemukan rahasia-rahasia yang tersembunyi di dalamnya.
Kemukjizatan isi al Qur’an juga telah
dan akan selalu terbukti. Jika suatu masa ada orang yang mengemukakan
kekeliruan isi Al Qur’an (misalnya tentang nama, tempat, waktu, atau
konsistensi) maka pada periode berikutnya akan ditemukan tafsiran baru yang
menjawab kesalah fahaman itu.
S I L A T U R R A H M I
Ada dua hal;
1.
Tradisi lebaran yang sudah ratusan tahun. Tradisi
mempunyai kekuatan luar biasa dalam menggerakkan aktifitas sosial. Tradisi juga
menjadi benteng dari nilai-nilai budaya.
2.
Tradisi mudik menjadi lebih kuat karena di dalamnya ada
nuansa agama, yaitu silaturrahmi. Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena
itu dorongan untuk bertemu keluarga dan teman-teman lama di kampung halaman berasal
dari fitrah sosialnya. Bagi santri, mudik menjadi bernuansa religius karena
silaturrahmi memang perintah agama. Secara harfiah, silaturrahmi artinya
menyambung persaudaraan atau menyambung tali kasih sayang.
Agama melarang jotekan atau
marahan.
Suami isteri yang sedang marahan
oleh agama ditolerir hanya selama tiga hari. Lebih dari tiga hari mereka
diancam dengan dosa.
Dengan silaturrahmi, fitnah bisa diredam, salah faham bisa terkoreksi,
permusuhan bisa menurun.
Menurut hadis Nabi, siaturrahmi
mengandung dua kebaikan, yaitu menambah umur dan
menambah rizki.
Silaturrahmi akan menambah makna umur kita karena di dalamnya
ada unsur perkenalan, publikasi, belajar, apresiasi disamping rizki.
Yang kedua silaturahmi bisa menambah rizki. Rizki dari silaturrahmi bisa bisa berupa uang, makanan, persaudaraan,
jaringan, pekerjaan, jodoh, besanan, pengalaman, ilmu dan sebagainya.
Rizki itu sendiri artinya semua
hal yang berfaedah (kullu ma yustafadu). Uang yang kita terima menjadi rizki
jika ia membawa faedah. Kenaikan pangkat menjadi rizki jika membawa faedah.
Isteri atau suami adalah rizki
jika membawa faedah. Jika kesemuanya itu tidak membawa faedah meski jumlahnya
banyak, maka itu bukan rizki, tetapi bencana.
Betapa banyak orang ketika penghasilannya
pas-pasan hidupnya berbahagia dengan anak isterinya, tetapi ketika naik pangkat
dan penghasilannya besar justeru kelakuannya menjadi berubah dan akhirnya
keluarganya menjadi berantakan.
Nah naik pangkat dan uang banyak
itu ternyata belum tentu menjadi rizki keluarga, sebaliknya malah menjadi
bencana baginya.
Lalu bagaimana caranya bersilaturahmi
? ada empat cara :
1.
kirim salam
2.
kirim surat, surat biasa atau kartu lebaran
3.
berkunjung, bertatap muka
4.
meski tidak mudik tetapi jika bingkisannya nyampai,
weselnya nyampai, itu juga silaturrahmi.
Nah yang
paling sempurna adalah gabungan dari empat cara itu; jauh-jauh sudah kirim
salam, kemudian disusul surat atau telpon bahwa akan mudik, tolong di jemput di
stasiun, ketiga benar-benar mudik sekaligus membawa tentengan.
Bohong, bergunjing, gossip, fitnah, adu domba, bertengkar, maksiat dan
semua yang tercela secara keras tidak boleh dikerjakan selagi dalam bulan puasa.
KONSELING PERKAWINAN ISLAMI
Oleh : Prof. Dr. Achmad Mubarok,
MA
Disampaikan dalam Diklat Calon
Penghulu, diselengggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan
Jakarta (Departemen Agama, Jum`at
14 Juli 2006)
Pengertian konseling
Konseling adalah usaha membantu
orang yang sedang mengalami ganguan kejiwaan agar
mereka bisa memutuskan sendiri
apa yang terbaik bagi mereka. Yeng membantu disebut
konselor, yang dibantu disebut
klien. Seorang konselor bukan subyek, karena konselor hanya membantu, subyeknya
adalah klien itu sendiri dan obyeknya adalah masalah yang dihadapi.
Yang dapat dilakukan oleh seorang
konselor antara lain membantu klien untuk ;
1. memahami diri sendiri
2. mengukur kemampuannya
3. mengetahui kesiapan dan
kecenderungannya
4. memperjelas orientasi,
motivasi dan aspirasinya,
5. mengetahui kesulitan dan
problem lingkungan dimana ia hidup, serta peluang yang terbuka baginya
6. membantu menggunakan
pengetahuan tersebut (1 s/d 5) untuk menetapkan tujuan yang paling kongkrit
bagi dirinya
7. mendorong klien untuk berani
mengambil keputusan yang sesuai dengan kemampuannya, dan memanfaatkan se
optimal mungkin potensi yang ada pada dirinya untuk merebut peluang yang terbuka.
Jika klien nya orang awam,
konseling dibutuhkan untuk :
1. membantu pengembangan diri dan
memilih gaya hidup (life style) yang sesuai dengan
aspirasinya
2. menjaga agar mereka tidak
terjatuh pada keadaan merasa tidak wajar dan tidak bahagia
3. membantu menentukan
pilihan-pilihan
4. membantu meringankan perasaan,
frustrasi dn sebangsanya.
Sistematika Terapi Psikologis Dalam Konseling Islami
Seorang klien yang semula
mengidap rasa keterasingan, asing dari diri sendiri, asing dari
problem yang dihadapi, asing dari
lingkungan hidupnya sehingga ia tidak tahu masalahnya dn tidak berani mengambil
tindakan bahkan tidak lagi tahu apa yang diinginkan, dapat dibantu memecahkan
persoalannya dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. diajak memahami realita apa
sebenarnya yang sedang dihadapi, mislnya ditinggal mati orang yang dicintai,
dicerai suami, kehilangan jabatan, kehilangan harta, kehilangan kekasih, sakit
yang berkepanjangan, dikhiananti bawahan, dizalimi oleh orang yang selama ini
dibantu dan sebagainya; bahwa realita itu adalah benar-benar realita dan harus
diterima, suka atau tidak suka karena itu memang realita.
2. Diajak kembali mengenali siapa
dirinya, apa posisinya, dan apa kemampuan-kemampuan yang dimiliki. Misalnya
diingatkan bahwa ia adalah seorang ayah dari anak-anak yang membutuhkan kehadirannya.
Atau bahwa kepandaiannya banyak dibutuhkan orang lain, atau bahwa dia adalah hamba
Allah yang tidak bisa menghindar dari kehendak Nya, dan apa yang dialami adalah
bagian dari kehendak Nya yang kita belum tahu apa maksud dan hikmahnya.
3. Mengajak klien memahami
keadaan yang sedang berlangsung di sekitarnya, bahwa keadaan memang selalu
berubah; misalnya perubahan nilai, perubahan struktur, perubahan zaman, dan bahwa
perubahan adalah sunnatullah yang tidak bisa ditolak, tetapi yang penting
bagaimana kita mensikapi dan mengantisipasi perubahan itu.
4. Diajak untuk meyakini bahwa
Tuhan itu Maha Adil, maha Pengasih, maha Mengetahui, maha Pengampun, dan semua
manusia diberi peluang oleh Tuhan. Juga diajak meyakini bahwa dengki, iri hati
dan putus asa adalah tercela dan tidak berguna. Bahwa berbuat dan salah itu
lebih baik daripada tidak berbuat karena takur salah.
Wilayah Konseling Perkawinan
Problem diseputar perkawinan atau
kehidupan berkeluarga biasanya berada di sekitar;
1. Kesulitan memilih jodoh, suami
atau isteri
2. ekonomi yang kurang mencukupi
3. perbedaan watak, temperamen
dan karakter yang terlalu tajam antara suami dan isteri
4. ketidak puasan dalam hubungan
seksual
5. kejenuhan rutinitas
6. hubungan antar keluarga besan
yang kurang baik
7. ada orang ketiga, WIL atau PIL
8. masalah harta warisan
9. dominasi orang tua/mertua
10. kesalah pahaman antara suami
isteri
11. poligami
12. perceraian
Penghulu yang ideal
Penghulu bukan hanya petugas
pencatat nikah, tetapi jabatan kepenghuluan memiliki wilayah horizontal dan
vertical. Oleh karena itu idealnya seorang penghulu bukan saja menguasai bidang-bidang
tersebut diatas (1 s/d 12) tetapi juga menguasai psikologi keluarga, yang
dengan itu penghulu bukan hanya bisa memberi nasehat perkawinan, tetapi juga
bisa menjadi konselor perkawinan.
Seorang klien terkadang tidak membutuhkan nasehat, tetapi hanya butuh
tempat curah perhatian (curhat), karena begitu curhat beban menjadi ringan.
Jika sudah merasa ringan kok dinasehati, maka nasehat itu sendiri menjadi
beban.
PSIKOLOGI AMANAH
Ada dua term yang berdekatan
yaitu Siddiq dan Amanah. Shiddiq berarti benar dan jujur
sedangkan amanah berarti
bertanggungjawab.
Amanah lebih merupakan aplikasi
tanggungjawab dalam kehidupan. amanah lebih
mengedepankan tanggungjawab dan
sadar akan resiko, oleh karena itu orang yang amanah akan menseleksi apa-apa
yang bisa dikatakan sejujurnya dan apa-apa yang tidak perlu dikatakan.
Sifat amanah dan contoh orang
jujur disebut dalam Quran adalah Nabi Muhammad dan Nabi Musa. Pada masa mudanya
Muhammad diberi gelar oleh masyarakatnya dengan sebutan al-Amin. Muhammad al- Amin
artinya orang yang amanah. yang dapat dipercaya. Predikat ini diberikan oleh
masyarakat karena belum pernah menjumpai Muhammad berdusta. Apapun yang
dikatakan oleh Muhammad, masyarakat pasti percaya. Karena selama hidupnya
muhammad tak pernah dijumpai berdusta. Sementara Nabi Musa disebut juga sebagai
sosok yang kuat dan jujur (al qawiyyu al amin Q/al Qasas:26).
Contoh amanah :
(a) Bisa memikul tanggungjawab dari
apa yang menjadi kewajibannya
(b) Menempatkan orang dalam tugas
sesuai dengan kapabilitasnya bukan karena pertimbangan keuntungan yang
tersebunyi atau nepotisme
(c) Jika diberi titipan ia bisa
menjaga apa yang dititipkan dalam keadaan utuh
(d) Jika menjalankan tugas ia
tidak mengambil keuntungan pribadi dari tugas itu (korupsi)
(e) Tidak menyembunyikan apa-apa
yang mestinya dibayarkan baik menyangkut hubungan dengan Tuhan (zakat) dengan
negara (pajak) maupun dengan keluarga (nafkah).
(f) Mampu menyimpan apa yang harus
dirahasiakan, baik rahasia tugas maupun rahasia kehormatan.
(g) Jika berjanji ia menunaikan janjinya.
Sebagaimana diketahui dalam
sejarah keilmuan Islam tidak muncul ilmu semacam psikologi yang berbicara
tentang tingkah laku.
Jiwa dalam sejarah keilmuan Islam
dibahas dalam ilmu akhlak dan ilmu tasawuf. Apa yang dilakukan oleh para kyai
barangkali memang tidak ilmiah, tetapi tak terbantah juseru banyak yang
bernilai tepat guna, karena sesuai dengan kejiwaan klien yang santri.
Hingga hari ini masih banyak
orang mencari kependekaan alternatip setelah gagal menjalani terapi modern melalui
konselor psikologi.
Karakteristik Psikologi Islam
Jika psikologi merupakan hasil
pemikiran dan laboratorium yang menghasilkan hukum-hukum kejiwaan manusia, Psikologi Islam merumuskan hukum-hukum
kejiwaan pertama melalui teks wahyu, yakni apa kata al Qur’an (dan hadis)
tentang jiwa.
Selanjutnya ulama Psikologi Islam ini berijtihad dengan
penghayatan atas jiwa sendiri dan orang lain (menjadikan diri sendiri menjadi
obyek penghayatan), sementara teori-teori psikologi modern dijadikan alat
bantu dalam memahami sumber wahyu.
Jika tugas psikologi itu hanya
mengungkap makna tingkah laku, meramalkan dan mengendalikan tingkah laku, maka tugas Psikologi Islam menambahnya dengan
berusaha membentuk tingkah laku yang baik (akhlak) hingga jiwa seseorang dapat
merasa dekat dengan Tuhan (tasawuf).
Jika psikologi Barat hanya
berdimensi horizontal, psikologi Islam
melengkapinya dengan dimensi vertikal.
Konseling Islami
Ciri healing dan konseling Islam
adalah pada menggunakan getar iman (daya rohaniah) dalam mengatasi problem
kejiwaan.
Oleh karena itu maka terapi
sabar, tawakkal, ikhlas, itsar, sadaqah,
ridla, cinta, ibadah, suluk,
zikir, jihad dan lain-lainnya pasti digunakan sesuai dengan
problemnya.
Problem Pemahaman
Yang menjadi problem diatas ialah bahwa psikolog muslim masih
memahaminya sebagai term akhlak dan tasauf, bukan sebagai term
psikologi.
Tawakkal menurut tasawuf lebih
menekankan kepasrahannya, sementara menurut psikologi justru lebih menekankan kesiapan komprehensip menghadapi
tugas.
Sabar menurut nuansa tasauf lebih
menekankan pada menerima dengan pasif, sementara menurut psikologi sabar
justeru merupakan dinamika kerja di medan sulit. Demikian juga term-term lain,
menjadi sangat berbeda ketika dilihat dari sudut yang berbeda. Disinilah
tantangan ilmu Psikologi Islam. Diperlukan dialog dan interaksi antara konsep
perilaku horizontal dengan konsep orientasi vertikal. Insya Allah 20-30
tahun mendatang, interaksi dua
kutub ini akan menghasilkan psikologi mazhab kelima yang sudah bisa diterima
oleh semua kalangan ilmiah.
PERUBAHAN CARA PANDANG MASYARAKAT INDONESIA TENTANG
KELUARGA: PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM
Perubahan (berkurang atau
bertambah) adalah fungsinya sejalan dengan perubahan budaya masyarakat.
Kebudayaan adalah konsep, gagasan, ide, norma dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat
dalam waktu yang lama dan kemudian mewujud dalam bentuk karya budaya.
Perubahan konsep tentang sesuatu
akan mengubah cara pandang seseorang/masyarakat tentang berbagai hal yang
terkait, selanjutnya mengubah perilaku, dan berakhir dengan perubahan struktur
dari masyarakat itu.
A. Konsep Keluarga Islami
Semua agama dan hampir semua
budaya menganut nilai kesucian dalam keluarga, kecuali pada sekelompok kecil
masyarakat ultra modern. Yang berbeda
adalah konsep kesucian/kesakralan yang dianut; kesucian mistis, kesucian
tradisi, kesucian etos dan kesucian religious.
Dalam pandangan Islam, adanya
laki-perempuan dimana yang satu tertarik kepada yang lain adalah sudah menjadi
sunnatullah, tidak bisa diubah atau diganti. Nilai kesucian keluarga dalam
Islam adalah bahwa penghalalan hubungan antar laki-perempuan dan kemudian
menjadi suami isteri tidak saja harus menempuh jalur horizontal, tetapi juga
jalur vertikal, yakni dengan nama Allah Yang Maha Suci, dan selanjutnya hubungan
seksual antara suami dan isteri itu kemudian bermakna ibadah.
Secara tekstual hal itu dingkapkan oleh hadis
Rasul yang berbunyi;
akhadztumuhunna bi amanati Allah
wa istahlaltum furujahunna bi ismi Allah. Laki-laki
mengambil wanita sebagai isterinya
dengan kontrak amanat dari Allah, dan dihalalkan farjinya
untuk disetubuhi dengan atas nama
Allah.
Kesucian keluarga dalam Islam berpangkal dari konsep kesucian
pergaulan dan kesucian nasab, kemudian mengembang dalam sistem; seperti adanya
(a) konsep aurat, (b) konsep muhrim, (c)
konsep kesetiaan, (d) konsep birr al walidain,
yang juga diatur dalam sistem
hukum.
A.1.Konsep aurat
Secara fitri manusia mengenal
aurat, yakni sesuatu yang dirasa tidak layak (memalukan) dilihat oleh orang
lain.
Konsep aurat merupakan perwujudan
dari konsep kesucian pergaulan. Aurat
fisik lelaki adalah batas antara
pusat dan lutut, aurat fisik wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan
telapak tangan.
Aurat keluarga meliputi (1) hal-hal yang merupakan kekurangan dari
masing-masing suami atau isteri (2) kehidupan seksual, (termasuk
kamar tidur).
Aurat batin mencakup fikiran buruk, niat buruk dan persangkaan yang
buruk.
Aurat fisik ditutup dengan pakaian,
aurat seksual ditutup dengan dinding/pintu dan mulut. Kamar tidur suami
isteripun sebenarnya merupakan semi aurat, oleh karena itu tingkat privilege
nya sangat tinggi.
Menurut al Qur’an, anakpun tidak
dibolehkan bebas keluar masuk kamar tidur orang tua,
sekurang-kurangnya pada tiga
waktu, yaitu sebelum subuh, saat-saat ganti pakaian lepas lohor dan sebelum
Isya, itulah tiga waktu `aurat tsalatsu `auratin lakum , kata al Qur’an
(Q/24:58).
Menurut hadis Nabi, tempat tidur
suami tidak boleh dipinjamkan untuk tidur orang lain, an la yuthi’na
furusyakum man takrahun (H.R. Ibn. Majah dan Turmuzi).
Nabi juga sangat keras mengingatkan
bahayanya aurat saudara ipar (al hamw al maut).
A.2. Konsep muhrim
Dari akad nikah maka muncul
daftar baru orang yang tidak boleh dinikahi (muhrim), yaitu mertua/mantu,
disamping yang berhubungan darah (bapak/ibu ke atas, anak ke bawah, saudara dan
keponakan ke samping.
Konsep muhrim merupakan
perwujudan dari konsep kesucian pergaulan dan konsep kesucian nasab.
Menurut etika Islam, seorang
wanita tidak boleh bepergian tanpa didampingi muhrim. Menurut hadis Nabi,
wanita yang bepergian sendirian dalam keadaan gelisah adalah umpan syaitan.
Muhrim adalah orang yang memiliki
kelonggaran untuk bergaul yang oleh karena itu leluasa untuk melindungi,
fisikal atau psikologi, dari gangguan fisik atau gangguan psikologis.
Kekurangan : curhat bukan perhatian
tapi curahan hati
Kelebihan : ulasannya menarik.
No comments:
Post a Comment
Alamat Website